Cisco umumkan gelombang PHK kedua di 2024, karyawan terjebak dalam ketidakpastian
Dalam dokumen yang diserahkan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) minggu lalu, Cisco mengonfirmasi bahwa mereka akan memangkas sekitar 7% dari tenaga kerjanya.
Perusahaan teknologi global, Cisco Systems, kembali mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran untuk kedua kalinya dalam tahun 2024. Ribuan karyawan kini berada dalam situasi tidak menentu, menunggu kepastian apakah mereka termasuk dalam daftar karyawan yang akan terkena dampak, sementara perusahaan menunda pengumuman resmi hingga pertengahan September.
Dilansir dari Tech Crunch (21/8), langkah ini mengikuti keputusan Cisco pada awal tahun yang memberhentikan sekitar 4.000 karyawan. Dalam dokumen yang diserahkan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) minggu lalu, Cisco mengonfirmasi bahwa mereka akan memangkas sekitar 7% dari tenaga kerjanya, yang diperkirakan akan berdampak pada ribuan pekerja di seluruh dunia.
Namun, yang menjadi sorotan adalah perusahaan yang bermarkas di San Jose, California, ini tidak segera mengumumkan siapa saja yang akan terkena PHK, menimbulkan keresahan dan spekulasi di kalangan karyawan.
"Saya belum pernah mengalami lingkungan kerja setoksik ini sebelumnya. Karyawan menjadi sangat cemas dan suasana di kantor benar-benar muram," ujar seorang karyawan Cisco yang memilih anonim untuk menghindari potensi retaliasi. "Banyak dari kami hanya menunggu hingga saham terbatas kami selesai sebelum memutuskan untuk pergi."
Dalam laporan keuangannya, Cisco mencatat penurunan laba bersih sebesar 45% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pendapatannya menyusut sekitar 10% menjadi USD13,6 miliar pada kuartal keempat tahun fiskal 2024. Meskipun demikian, CEO Cisco, Chuck Robbins, tetap menggambarkan kinerja tersebut sebagai "penutupan yang kuat untuk tahun fiskal 2024."
Robbins sendiri tercatat memperoleh kompensasi sebesar USD31,8 juta pada tahun 2023, yang menambah ironi di tengah gelombang PHK besar-besaran ini.
Sementara itu, di dalam perusahaan, ketidakpastian ini memperparah suasana hati karyawan. Banyak yang mengkritik keputusan manajemen untuk melakukan PHK dua kali dalam satu tahun kalender, yang dianggap terlalu ekstrem dan merusak semangat kerja. "Cisco harus berhenti melakukan PHK tahunan dan mulai fokus pada inovasi serta meningkatkan pendapatan," ungkap seorang karyawan lainnya yang juga memilih untuk tidak disebutkan namanya.
Cisco hingga kini belum memberikan komentar resmi terkait dampak PHK ini terhadap karyawannya atau rencana strategis mereka ke depan. Langkah ini menambah daftar panjang perusahaan teknologi yang terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja di tengah tantangan ekonomi global yang semakin berat, di mana pemutusan hubungan kerja menjadi strategi untuk menjaga keberlangsungan bisnis di tengah tekanan pasar.
Dengan ribuan karyawan yang masih berada dalam ketidakpastian, perhatian kini tertuju pada bagaimana Cisco akan menangani situasi ini dalam beberapa minggu mendatang.