Co-Founder Instagram: jadi 'pasar’ influencer, IG kini kehilangan ‘jiwanya’
Kevin Systrom merasa miris dengan apa yang terjadi di Instagram kini yang seolah menjadi pasar bagi brand dan influencer.
Di era seperti saat ini, media sosial tidak hanya menjadi wadah bagi orang-orang untuk mencari informasi atau berbagi kisah tentang kehidupannya. Perkembangan dunia bisnis membuat media sosial kerap menjadi salah satu jalan untuk keperluan marketing. Salah satu media sosial yang sering digunakan untuk hal tersebut adalah Instagram.
Dikutip dari Business Insider, Selasa (21/3), cofounder Instagram Kevin Systrom justru merasa tidak senang dengan perubahan dari aplikasi buatannya tersebut.
“Saya pikir kita telah ‘kehilangan jiwa’ dari apa yang membuat Instagram menjadi Instagram,” katanya pada dalam sebuah podcast.
Pada masa awal kemunculan, Instagram menjadi tempat bagi orang-orang untuk membagikan setiap momen lewat unggahan foto atau video. Namun, kini platform tersebut seolah berubah menjadi ‘pasar’ bagi brand dan influencer. Bahkan, ia merasa miris karena Instagram kini menjadi alat untuk menghasilkan uang dan bersifat komersial.
Menurutnya, perubahan Instagram seperti saat ini tentu bisa membawa dampak atau konsekuensi secara sosial. Orang-orang berlomba untuk tampil ‘wah’ di Instagram, melakukan hal-hal yang terkadang di luar nalar, hingga memamerkan barang-barang mewahnya. Ya, seperti yang saat ini sekarang ramai terjadi di Indonesia. Beberapa oknum pejabat terpergok pamer harta. Hal itu tentu menjadi kontroversi di tengah masyarakat.
Systrom menggambarkan fenomena tersebut sebagai fenomena gunung es. Bagian puncaknya merupakan orang-orang yang berhasil mendapatkan perhatian publik hanya dengan postingan pamernya di Instagram. Sementara bagian dasar yang tidak terlihat diibaratkan sebagai orang-orang yang saling berlomba untuk mencapai puncak tersebut dengan melakukan apa saja demi mendapatkan uang.
“Hidup ini sangat sulit dan apapun yang diunggah orang di Instagram adalah puncak gunung es. Ini perlombaan ke bawah siapa yang bisa menjadi yang paling sempurna,” ungkap Systrom.
Bahkan, Systrom pernah menemukan postingan seseorang yang menambahkan hastag ads, padahal orang tersebut hanya mengunggah foto pribadinya. Fenomena tersebut tentu jauh dari ekspektasi Systrom saat pertama kali membuat menciptakan Instagram.
Systrom mendirikan Instagram bersama Mike Krieger pada tahun 2010. Kemudian, aplikasi buatannya tersebut dibeli Facebook (sekarang Meta) pada tahun 2012) dengan harga $1 miliar dolar AS. Ia dan Krieger mundur dari Instagram pada tahun 2018 karena adanya perbedaan pendapat dengan Mark Zuckerberg.