Daftar perusahaan yang mengembangkan metaverse sendiri
Selain Facebook, ternyata sudah cukup banyak perusahaan yang sudah memiliki atau dalam pengembangan dunia metaverse milik mereka sendiri.
Selain mereka yang sudah memiliki metaverse mereka sendiri, beberapa perusahaan dikabarkan tengah berlomba dalam menciptakan metaverse mereka sendiri. Dan inilah beberapa perusahaan yang sedang dalam pengembangan dunia metaverse mereka sendiri:
Ali Metaverse - Alibaba
Salah satu perusahaan asal Tiongkok yang pertama kali mengadopsi teknologi ini adalah Alibaba. Mereka pun bahkan telah mengajukan beberapa merek dagang terkait metaverse dan telah menyatakan niatnya untuk berlari dalam perlombaan teknologi ini.
Salah satu Merek dagang pertama yang mereka daftarkan adalah Ali Metaverse. Tapi, mereka pun telah mempersiapkan beberapa merek dagang lain seperti Taobao Metaverse, dan DingDing Metaverse.
Namun disayangkan, hingga saat ini masih belum diketahui bagaimana mereka saat ini mengembangkan dunia milik mereka tersebut.
Epic Games Metaverse - Epic Games
Epic Games memang bukan nama baru jika kita berbicara mengenai dunia digital. Sebab, mereka telah menciptakan cukup banyak gim, yang dapat dimainkan secara bersama-sama secara online.
Mereka bahkan telah beberapa kali menggelar konser digital di salah satu gim mereka, yakni Fortnite. Tak tanggung-tanggung, mereka sempat mengundang berbagi artis kenamaan untuk melakukan konser di platform mereka.
Dengan dukungan yang besar dari Sony, mereka pun serius menggarap metaverse mereka sendiri. Dana yang digelontorkan Sony pun tak sedikit, yakni menembus USD1 miliar, dimana bukan angka yang kecil.
Mengapa Epic Games sangat bersemangat dalam mengembangkan dunia ini? Jawaban-nya simpel, karena salah satu pencipta perusahaan ini, Tim Sweeney, sudah memimpikan dunia tersebut dalam waktu yang lama.
Namun, tidak seperti gagasan Zuckerberg tentang monopoli metaverse mereka, Sweeney ingin metaverse miliknya menjadi standar yang sepenuhnya terbuka yang bahkan dapat menggantikan internet.
YG Entertainment
Bagi YG Entertainment, menghubungkan penggemar dari Blackpink, Treasure, Big Bang, IKON, dan AKMU, dengan bintang pujaan mereka adalah sebuah hal yang penting. Oleh karena itu, mereka sering menggelar acara yang mempertemukan para penggemar dengan artis yang digandrungi oleh kamu hawa tersebut.
Namun, mereka melihat peluang yang lebih besar saat menyadari kehadiran metaverse. Dengan menggandeng Kwangwoon University, YG Entertainment pun mengembangkan teknologi metahuman dan metaverse.
SM Entertainment
Satu lagi agensi kenamaan asal Korea Selatan yang ketahuan sedang mengembangkan metaverse mereka sendiri. Kini, giliran SM Entertainment yang menaungi EXO, NCT 127, NCT Dream, SHInee, Super Junior, Red Velvet, dan Aespa yang juga sedang mengembangkan metaverse mereka sendiri.
Untuk mengembangkan dunia mereka, SM menggandeng KAIST. Mereka mengembangkan konten teknis, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), dan robot. Belum lagi, mereka juga setuju untuk memproduksi avatar digital, melakukan penelitian akademik bersama untuk culture technology (CT), dan lainnya.
Samsung
Tak mau kalah dengan Facebook, Samsung pun sudah bersiap dalam menyongsong metaverse. Mereka melakukan pengembangan ini melalui anak usahanya, yakni Samsung Asset Management.
Mereka sudah meluncurkan Samsung Global Metaverse Fund pada akhir Juni lalu. Menariknya, mereka menargetkan 100 miliar won pada akhir tahun, namun belum ada update hingga saat ini.
Dalam beberapa laporan, mereka menerima sekitar satu miliar hingga dua miliar won setiap harinya. Wakil Presiden Samsung Asset Management, Choi Byung-geun pernah mengatakan bahwa minat pada metaverse telah tumbuh sejak pandemi dimulai.
Pemerintah Korea Selatan
Bukan hanya perusahaan asal Korea Selatan saja nih yang tertarik dalam pengembangan metaverse ini. Ternyata, pemerintah Korea Selatan pun tertarik untuk mengembangkan teknologi yang satu ini.
Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan, yang mengatakan bahwa mereka berharap memainkan peran utama dalam industri metaverse di negara tersebut.
Mereka berencana untuk menganggarkan 604,4 triliun won pada 2022 untuk bisnis ini. Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga telah mengalokasikan 9,3 triliun won untuk mempercepat transformasi digital dan mendorong industri baru seperti metaverse.
ByteDance
Untuk perusahaan terakhir yang ada di daftar ini adalah ByteDance, yang merupakan perusahaan induk dari TikTok. Mereka disebut siap untuk mengakuisisi startup VR Pico Interactive untuk membuat metaverse mereka sendiri.
Kesepakatan akuisisi ByteDance terhadap Pico Interactive sendiri disebut senilai hampir 5 miliar yuan atau sekitar Rp11 triliun. Dengan akuisisi ini pun diharapkan akan memfokuskan diri membuat metaverse untuk para konsumen di Tiongkok.