Dampak buruk kesehatan akibat menatap layar terlalu lama
Dampak buruk yang ditimbulkan akibat menatap layar berlama-lama bisa sampai memengaruhi kesehatan dan mental penggunanya.
Untuk kalian yang bekerja dan sekolah dari rumah karena pandemi corona, situasi seperti ini tentunya bisa dimanfaatkan untuk bermain atau browsing sosial media sepuasnya. Namun, menghabiskan waktu dengan menatap layar lama-lama ternyata bisa memberikan dampak yang kurang baik untuk kesehatan.
Menurut Dr Dayna Galloway selaku Heads of the Division of Games and Arts di Universitas Abertay, “Pada umumnya segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.” Namun, kita sering kali lupa waktu ketika sudah asyik sendiri.
Waktu maksimal untuk menatap layar smartphone, tablet, atau laptop bagi beberapa kelompok umur pasti berbeda-beda. Berdasarkan data dari AHA (American Heart Association) anak-anak dan remaja usia 8 hingga 18 tahun menghabiskan rata-rata lebih dari tujuh jam sehari melihat layar.
AHA juga mengeluarkan rekomendasi bagi para orang tua untuk membatasi waktu anak-anak menatap layar maksimal hanya dua jam per hari. Untuk anak kecil, usia 2 hingga 5 tahun, batas yang disarankan adalah satu jam per hari.
Meski data tersebut bukan didapat dari hasil penelitian di Indonesia, namun peringatan tersebut bisa dijadikan patokan untuk mengurangi penggunaan perangkat demi meminimalisir dampak dari menatap layar terlalu lama. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan pengertian bagi diri sendiri dan keluarga.
Perlu adanya aktivitas lain untuk mengurangi waktu menatap layar smartphone, tablet, atau laptop. Sebab, dampak yang ditimbulkan bisa sampai memengaruhi kesehatan dan mental penggunanya. Terlebih, anak-anak (digital natives) yang terlahir di tengah kemajuan teknologi, yang sudah terbiasa menggunakan gawai digital, seperti apa dampaknya untuk mereka?
Menurut riset yang dilakukan oleh Royal College of Paediatrics and Child Health (RCPCH), rata-rata anak-anak hingga remaja menghabiskan waktu 2,5 jam di depan komputer, laptop, atau tablet. Tiga jam dihabiskan pada smartphone dan 2 jam untuk menonton TV.
Meski sudah memiliki data tersebut, RCPCH mengaku tidak mudah untuk meneliti lebih lanjut pada anak-anak dan remaja saat ini. Hal ini diakibatkan oleh terus berkembangnya konten-konten digital pada smartphone, seperti media sosial.
Dari riset yang diikuti 109 anak-anak dan remaja pada rentang usia 11-24 tahun, bisa disimpulkan dampak dari menatap layar perangkat terlalu lama. Hasilnya, 88% anak-anak dan remaja mengaku ada penurunan kualitas tidur, 35% memberikan dampak negatif pada mood (suasana hati) dan kesehatan mental. 18% juga mengakui adanya penurunan waktu bersosialisasi bersama keluarga dan kinerja akademis di sekolah.
Selain itu, dampak buruk lain dari menatap layar terlalu lama adalah anak-anak dan remaja dapat mengekspos konten-konten berbahaya, seperti cyberbullying, kekerasan, atau pornografi. Dampak lainnya adalah mengurangi aktivitas positif, seperti olahraga, diet, dan mudah stres.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menyempatkan aktivitas fisik, guna mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menatap perangkat elektronik. Meski, masa-masa isolasi seperti sekarang ini membuat orang lebih banyak mencari informasi dan menghabiskan waktu dengan perangkat digitalnya, perlu diingat bahwa penting untuk tetap mempertahankan keseimbangan antara bekerja atau bermain dengan kesehatan kita.
Untuk para orangtua yang memiliki buah hati yang saat ini juga diwajibkan untuk SFH (School From Home), ada sejumlah kegiatan yang bisa dicoba untuk mengakali anak-anak demi mengurangi waktu yang dihabiskan menatap layar perangkatnya.
Yakni dengan berisitrahat sejenak setiap 1 hingga 2 jam sekali. Anda bisa mengistirahatkan mata dengan pergi melihat tanaman di perkarangan dan hirup udara segar, objek-objek hijau dan biru akan menenangkan mata Anda. Selain itu bergerak juga akan mengalirkan darah Anda sehingga tubuh terasa lebih segar.
Di waktu luang, Anda bisa kembali memainkan gim-gim tradisional yang sepertinya sudah mulai ditinggalkan, seperti Monopoli, Ular Tangga, Ludo, atau permainan kartu modern lainnya. Intinya buat kegiatan tanpa menggunakan perangkat digital. Kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa kekeluargaan dan bisa dijadikan solusi untuk mengatasi rasa bosan saat harus di rumah saja.