Dirjen aptika mundur akibat serangan ransomware PDNS 2
Pada tanggal 1 Juli 2024, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan.
Pada tanggal 1 Juli 2024, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, mengajukan pengunduran diri dari jabatannya. Keputusan ini terkait dengan serangan ransomware yang menghantam Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.
Ada beberapa poin penting dari serangan ransomware yang terjadi beberapa pekan lalu. PDNS 2, yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, mengalami serangan ransomware yang cukup serius. Serangan ini berimbas pada lumpuhnya sejumlah layanan publik. Hasil analisis forensik menunjukkan bahwa serangan ini melibatkan varian baru ransomware bernama Brain Cipher, yang merupakan pengembangan dari Lockbit 3.
Para peretas menuntut tebusan sebesar 8 juta dolar (Rp131 miliar), namun pemerintah menegaskan bahwa mereka tidak akan membayar tebusan tersebut. Upaya pemulihan dilakukan menggunakan mencadangkan (backup) data yang tersisa pada sejumlah tenant.
Semuel Abrijani Pangerapan, yang kerap disapa Semmy, membenarkan alasannya mundur terkait kasus serangan ransomware ke PDNS 2. Menurutnya, sebagai Dirjen Aptika Kominfo secara teknis, ia adalah penanggung jawab atas keamanan sistem tersebut. Semmy mengambil tanggung jawab secara moral dan menyatakan bahwa masalah ini seharusnya selesai di bawah pengawasannya.
“Saya menyatakan bahwa per tanggal 1 Juli saya telah mengajukan pengunduran diri saya secara lisan dan suratnya sudah saya sampaikan kemarin kepada menteri. Terima kasih atas kerjasamanya yang telah terjadi selama ini dan saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan perkataan saya yang kurang berkenan”, kata Semmy.
"Jadi saya mengambil tanggung jawab secara moral dan saya menyatakan harusnya selesai di saya. Harusnya masalah ini saya tangani dengan baik. Itu alasan utamanya”.
Kelompok hacker Brain Cipher melepaskan kunci file PDNS 2 yang disandera selama dua pekan. Mereka memastikan bahwa serangan ini tidak mengandung muatan politis, melainkan hanya ‘pentest’ yang ditutup dengan pembayaran. Mereka meminta maaf atas aksinya yang berdampak pada banyak orang dan menegaskan bahwa keputusan mereka diambil secara sadar dan independen.
Serangan ransomware ini menyoroti pentingnya keamanan siber dan perlunya langkah-langkah pencegahan yang lebih kuat untuk melindungi infrastruktur teknologi kita.