Disalip Realme di pasar lokal, ini tanggapan Advan
Advan absen di daftar 5 vendor besar Indonesia, setelah lama bercokol di daftar lima besar. Realme sukses menyalip vendor lokal tersebut.
Canalys dan Counterpoint merilis data terbaru terkait penjualan smartphone di Indonesia. Hasilnya, Samsung berada di posisi pertama versi Counterpoint, dan Oppo memimpin dalam catatan Canalys. Meski berbeda, satu hal yang sama yaitu absennya merek Advan dalam daftar tersebut. Padahal vendor lokal tersebut tercatat dalam lima besar vendor di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
Di 2016 misalnya, Advan berada di posisi keempat dengan market share 6,8%. Kemudian di 2017 IDC menyebutkan penjualan Advan meningkat sehingga menempati posisi ketiga sebagai vendor terbesar di Indonesia dengan market share 7,7%. Tahun sebelumnya, Advan juga masih mampu mempertahankan posisinya di top 5 vendor Indonesia. Lantas bagaimana tanggapan Advan terkait dominasinya yang kini tersingkir vendor lain?
M. Aria Wahyudi, GM Marketing Advan menuturkan hal tersebut memang normal terjadi di ranah bisnis. Pertumbuhan Advan sendiri diklaim tetap positif. Yang membuatnya tersingkir adalah pertumbuhan vendor lain yang begitu signifikan.
"Secara prinsip gak turun, tapi yang di bawah (vendor lain) naik signifikan. Atas kami juga turun peringkat. Ini menjadi catatan kami dan evaluasi," kata Aria.
Satu nama baru yang muncul dalam daftar 5 besar vendor Indonesia adalah Realme yang merupakan sub-brand Oppo. Menurut Canalys, market share-nya bahkan mencapai 7% meski eksistensi Realme di Tanah Air terbilang sangat baru.
Guna mempertahankan posisinya dan menjadikan perusahaan top 5 di Indonesia, Aria menuturkan akan melakukan komunikasi secara lebih intim dengan konsumen.
"Kita ingin mencoba komunikasi yang lebih intim dengan konsumen agar mendapat respons yang positif, negatif juga kami perlu tahu, agar kami lebih baik," ujarnya.
Selain itu Aria juga akan lebih teliti dalam menghadirkan produk kepada konsumen agar tepat sasaran. Lebih lanjut Aria tetap optimistis mampu membawa Advan ke top 5 meski menyadari eksistensi kompetitor yang tantangan yang cukup berat.
"Kami sadar yang kami lawan bukan perusahaan main-main, mereka menggelontorkan miliaran dan teknologi yang dipertimbangkan masak-masak. Ini yang harus hati-hati. Kami yakin dengan rencana kami dalam waktu enggak lama, meskipun enggak mudah. Kami masih punya peluang dimana punya produk yang sejauh ini belum terkomunikasikan dengan baik dari sisi spek dan harga," kata Aria.