Ekonomi internet di Asia tenggara bakal tumbuh 39% di 2019
Laporan ini dirancang oleh Google, Temasek dan konsultan bisnis global Bain & Company. Diperkirakan ekonomi internet di kawasan ini akan tumbuh menjadi USD300 miliar pada 2025.
Ekonomi internet di Asia Tenggara diperkirakan tumbuh sebesar 39% di tahun ini hingga menjadi USD100 miliar. Hal ini terjadi ketika jutaan orang di kawasan tersebut berbelanja online untuk pertama kalinya, dan karena layanan ride-hailing yang sudah populer.
Laporan ini dirancang oleh Google, Temasek dan konsultan bisnis global Bain & Company. Diperkirakan ekonomi internet di kawasan ini akan tumbuh menjadi USD300 miliar pada 2025. Prediksi ini meningkat ketimbang perkiraan sebelumnya yang menyebutkan pertumbuhan hingga USD240 miliar.
Industri online di Asia Tenggara telah meningkat tiga kali lipat dalam empat tahun terakhir, utamanya saat pengguna muda beralih ke smartphone untuk melakukan berbagai hal mulai dari perbankan, bermain gim hingga membeli tiket pesawat.
"Laju pertumbuhan ini telah melampaui semua harapan... Akses internet kini terjangkau untuk segmen populasi besar dan kepercayaan konsumen pada layanan digital telah meningkat signifikan," demikian kutipan dalam laporan itu.
Dilansir Reuters (3/10), lebih dari USD37 miliar telah diinvestasikan di perusahaan online Asia Tenggara selama empat tahun terakhir dimana mayoritasnya masuk ke perusahaan e-commerce seperti Zilingo dan Unicorn seperti Grab dan Gojek. Layanan ride-hailing saja kini bernilai USD13 miliar, atau empat kali lipat ketimbang 2015. Layanan ini diperkirakan akan mencapai USD40 miliar pada 2025 berkat pengiriman makanan yang banyak digunakan, sebanyak layanan transportasi.
Tingkat pertumbuhan rata-rata Asia Tenggara sebesar 5% per tahun sejak 2014 sehingga menempatkannya jauh di atas rata-rata global. Pertumbuhan ini pun menjadikan Asia Tenggara sebagai tujun investasi yang menarik.
Laporan ini mencakup 360 juta pengguna internet di seluruh negara di Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura dan Filipina. Jumlah ini meningkat ketimbang empat tahun sebelumnya yang hanya mencapai 260 juta.