Facebook umbar data ke 52 perusahaan teknologi
Facebook telah berbagi informasi dengan 52 vendor hardware dan software. Beberapa di antaranya termasuk perusahaan yang berbasis di China.
Facebook telah berbagi informasi dengan 52 vendor hardware dan software. Beberapa di antaranya termasuk perusahaan yang berbasis di China. Langkah ini ditempuh guna membuat layanan meeka beroperasi lebih efektif pada ponsel pintar dan perangkat lainnya.
Hal ini telah diakui Facebook kepada Kongres di Amerika Serikat (AS). Praktik itu sendiri telah berlangsung selama bertahun-tahun dimana beberapa perusahaan telah menutup kerja sama tersebut. Sementara itu, kemitraan dengan beberapa perusahaan masih berlanjut hingga saat ini, sebagaimana disebutkan dalam dokumen Facebook kepada House Energy and Commerce Committee.
Beberapa vendor yang termasuk dalam daftar 52 perusahaan itu adalah perusahaan AS, yaitu Apple, Amazon.com dan Microsoft, dan raksasa teknologi Korea Selatan Samsung, dan perusahaan China seperti Huawei dan Alibaba. Tak hanya vendor perangkat teknologi, ada juga perusahaan software yang menjalin kemitraan dengan Facebook.
"Kami melibatkan perusahaan untuk membangun integrasi ke berbagai perangkat, sistem operasi, dan produk lain di mana kami dan mitra kami berkeinginan menawarkan cara kepada pengguna untuk menerima pengalaman Facebook... Integrasi ini dibangun oleh mitra kami, untuk pengguna kami dan disetujui oleh Facebook," demikian pernyataan Facebook dalam dokumen itu.
Dari 52 perusahaan, 38 di antaranya telah mengakhiri kemitraan tersebut. 7 perusahaan juga berencana untuk mengakhiri kemitraan yang sama.
Sebelum kemitraan berbagi data itu dihentikan, Apple, misalnya, memungkinkan pengguna Facebook untuk mengunduh foto profil dan menggunakannya dalam daftar kontak iPhone mereka. Beberapa perangkat BlackBerry bahkan bisa mengakses beberapa kategori data termasuk pesan.
Namun demikian, Facebook tetap membela dirinya dan mengatakan bahwa praktik itu sangat membantu membuat platform media sosialnya memberikan kinerja yang baik pada ratusan perangkat mobile yang dijual ke pelanggan di seluruh dunia.
Dokumen yang menyertai pengakuan Facebook ini merupakan jawaban perusahaan kepada Kongres terkait skandal pencurian data yang dilakukan oleh firma Cambridge Analytica. Meski masalah itu telah terungkap cukup lama, Facebook belum memberikan jawaban mengapa pihaknya tak mengaudit aplikasi yang digunakan untuk memanen data pengguna sebagaimana dimanfaatkan Cambridge Analityca.