Kesal fotonya ditandai sebagai karya AI oleh Meta, fotografer ngamuk di medsos
Sejumlah fotografer di platform Instagram, Facebook, dan Threads mengaku kesal hasil karya mereka ditandai hasil buatan AI oleh AI di platform tersebut.
Postingan yang merupakan hasil Generative AI di platform media sosial saat ini semakin ramai ditemui. Hal ini dikarenakan pengguna semakin mudah membuat sebuah konten menggunakan AI dengan menjamurnya situs yang menawarkan kemampuan tersebut.
Untuk memberikan informasi ke pengguna, Meta telah mengimplementasikan fitur dimana platform mereka, seperti Facebook, Instagram, dan Threads, dapat menandai sebuah postingan yang sekiranya dinilai hasil ciptaan AI atau bukan menggunakan teknologi AI juga.
Tapi apesnya, sistem yang satu ini ternyata masih belum sempurna. Para fotografer melaporkan bahwa foto mereka tidak jarang ditandai oleh AI Meta sebagai karya yang diciptakan oleh AI. Dan hal ini merepotkan para fotografer.
Dilansir dari TechCrunch (27/6), upaya Meta untuk mengidentifikasi gambar nyata dari yang dihasilkan oleh AI telah menimbulkan masalah. Beberapa pengguna, terutama fotografer, telah menyoroti penandaan yang salah pada konten asli mereka oleh perusahaan ini.
Para fotografer berbagi cerita tentang foto mereka yang ditandai sebagai hasil gambar AI. Dan salah satu fotografer Gedung Putih, Peter Souza, mengatakan bahwa foto yang diambilnya saat pertandingan bola basket diberi tanda AI.
Label yang salah lain yang menarik perhatian adalah foto turnamen cricket Indian Premier League yang diberi tanda AI. Dikatakan bahwa label ini hanya terlihat pada aplikasi seluler dan tidak muncul di web. Ketika pengguna mencoba mengedit atau mengubah label, tidak ada opsi untuk melakukannya, sehingga menghambat para pembuat konten asli dalam proses kreatif mereka.
Fotografer Gedung Putih memang menyebut bahwa dia mengedit foto-foto tersebut melalui alat pengeditan foto milik Adobe sebelum mempostingnya, yang mungkin menyebabkan Meta salah mendeteksinya sebagai hasil gambar AI. Banyak pembuat konten mengungkapkan kekecewaan mereka atas perubahan kecil pada foto atau gambar yang mereka buat ditandai sebagai hasil karya AI.
Fotografer lain juga mengekspresikan kekesalannya di Threads, dengan mengatakan bahwa metode penandaan perusahaan ini tidak memiliki nilai jika gambar yang diperbaiki akan diberi label secara tidak adil.
TechCrunch juga menekankan bagaimana alat seperti Generative AI Fill yang dapat menghapus objek yang tidak diinginkan dari gambar dapat membuat detektor AI kesulitan membedakannya dengan benar.
Juru bicara Meta, Kate McLaughlin, mengatakan bahwa perusahaan tersebut menyadari masalah yang sedang berlangsung dan sedang bekerja untuk memperbaiki penandaan dengan lebih spesifik mengenai jumlah AI yang digunakan dalam pembuatan media.
“Kami sedang aktif bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ini untuk meningkatkan proses sehingga pendekatan penandaan kami sesuai dengan niat kami,” ujar Kate.
Meskipun penggunaan AI tidak akan berhenti dalam waktu dekat, kini semakin sulit bagi perusahaan untuk membedakan yang nyata dari yang palsu. Penandaan metadata untuk menunjukkan jumlah perubahan pada gambar mungkin dapat membantu menghilangkan kebingungan di masa depan.