sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
Selasa, 16 Jan 2018 18:45 WIB

Gandeng ecommerce, Kemenperin bakal genjot IKM

Kemenperin kolaborasi dengan ecommerce genjot IKM Indonesia

Pada acara konferensi pers, Kick Off Roadshow Kampus Shopee 2018, Kementrian Perindustrian yang diwakili Gati Wibawaningsih, Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin, menyatakan rasa syukurnya atas kolaborasi pemerintah dengan marketplace seperti Shopee. Program-program offline seperti workshop yang dilakukan Shopee, ia sebut sejalur dengan misi pemerintah untuk membantu pengusaha UKM dan IKM go-online.

Gati lebih jauh lagi, program ini mencakup beberapa komuditas, seperti makanan, logam (komponen), herbal, furnitur, kerajinan tangan, fashion, dan kosmetik. "Kita menyasar pada sentra-sentra industri ini," ungkap Gati.

Komoditas ini merupakan penyumbang devisa yang tinggi bagi negara. Gati menjelaskan devisanya mencapai USD2,5 miliar setahun. Tahun ini Kemenperin punya target untuk menggenjot IKM berjualan di marketplace mencapai 4 ribuan jumlahnya.

Pemerintah membuka kerjasama dengan platform ecommerce seperti, Shoppe, Blibli, Tokopedia, Blanja, Bukalapak di 2018 ini untuk ikut melakukan workshop ke pelosok negeri. Sebelumnya, 2017 lalu pemerintah baru bekerjasama dengan Bukalapak dan Blanja sebagai partner ecommerce. Tahun ini Pemerintah memperluas jangkauannya dengan menggandeng platform yang lebih beragam.

"Kenapa, karena ternyata IKM itu sangat antusias untuk berjualan online. Maka dari itu kita harus fasilitasi mereka," terang Gati.

Pada tahap ini, Kemenperin mencoba menyasar pengusaha kelas menengah yang melek teknologi. "Sebenarnya yang kita sasar adalah pengumpulan datanya. Kita sudah ada teknologi artificial intelligent untuk memetakan pengusaha Indonesia agar memiliki daya saing yang tinggi," tegas Gati.

Ke depan, pemerintah mengembangkan gerbang pembayaran elektronik untuk pelaku usaha yang sudah go-online. Pemerintah telah menyiapkan sistem pembayaran by QR dengan bekerjasama mereka bersama Master Card.

Permasalahan IKM di Indonesia diakui Gati ada tiga faktor. Pertama bahan baku, pendanaan, dan penjualan. Lebih lanjut lagi, dalam kacamata Kemenperin, BUMN nantinya akan dirancang untuk menjadi material center bagi IKM.

"Karena IKM tidak bisa membeli barang dalam jumlah banyak. Mereka jualan baju saja, paling banyak beli bahan 30 meter. Bisa tidak dipabrikasi 30 meter? Kan tidak bisa. Maka dari itu mereka harus datang ke material center," terang Gati.

Model percontohan awal BUMN yang berperan menjadi material center ini nantinya akan segera hadir di Semarang. Semarang dinilai pas menjadi pusat industri batik, karena kedekatannya dengan sentra industri seperti Pekalongan, Pemalang, dan Solo.

"Ke depan kita juga fokus ke kemasan. Kita akan buat UPT kemasan di Indonesia untuk jadi material center. Sehingga IKM bisa bersaing nantinya. Gati menyebut Panasonic dan Toyota telah menyisihkan dana CSR mereka untuk ikut membantu membangun IKM Indonesia," pungkasnya. 

Share
×
tekid
back to top