Gara-gara postingan ini, Elon Musk bisa diperiksa FBI
Meski tidak akan mendapatkan ganjaran hukum, postingan terbaru Elon Musk yang kini sudah terhapus bisa saja menjadi ancaman terhadap bisnis SpaceX.
Donald Trump kembali dikabarkan mendapatkan serangan percobaan pembunuhan untuk yang kedua kalinya. Dalam situasi yang memanas ini, Elon Musk memilih untuk kembali mencari perhatian dengan mengomentari kasus tersebut.
Pada sebuah postingannya di X, yang kini sudah di hapus, dia bertanya-tanya mengapa hanya Trump saja yang menjadi sasaran percobaan pembunuhan, sedangkan presiden AS saat ini, Joe Biden atau wakil presiden AS Kamala Khan tidak pernah mendapatkan serangan percobaan pembunuhan.
"Dan tidak ada seorang pun yang mencoba membunuh Biden/Kamala ????," ujar Musk seperti dilansir dari laman Wired (17/9). Tulisan ini tampaknya dia buat sebagai tanggapan terhadap orang lain yang bertanya, "Mengapa mereka ingin membunuh Donald Trump?"
Tampaknya, postingan tersebut menyulut berbagai tanggapan dari pengguna media sosial yang tadinya bernama Twitter tersebut. Namun, Musk mengatakan bahwa postingan tersebut hanyalah lelucon yang tidak relevan dengan konteks yang ada.
"Yah, satu pelajaran yang saya pelajari adalah bahwa hanya karena saya mengatakan sesuatu kepada sekelompok orang dan mereka tertawa bukan berarti itu akan menjadi sangat lucu sebagai unggahan di ????," tulisnya. Dia juga menambahkan, "Ternyata lelucon JAUH kurang lucu jika orang tidak tahu konteksnya dan penyampaiannya adalah teks biasa."
Meski telah dihapus, namun tampaknya postingan ini tidak dianggap main-main oleh pihak penegak hukum. Dan dalam sebuah pernyataan, Dinas Rahasia Amerika mengatakan, “Kami dapat mengatakan bahwa Dinas Rahasia menyelidiki semua ancaman yang terkait dengan orang-orang yang kami lindungi," kata juru bicara USSS Nate Herring kepada WIRED.
Di sisi lain, Michael German, mantan agen khusus FBI dan peneliti kebebasan dan keamanan nasional di Brennan Center for Justice, Fakultas Hukum Universitas New York juga memiliki pemikiran tersendiri.
"Menurut pengalaman saya, Secret Service akan menanggapi komentar semacam itu dengan sangat serius," ujar Michael. "Biasanya, agen akan keluar dan mewawancarai subjek untuk memastikan tidak ada ancaman, dan untuk membuat subjek sadar bahwa agensi menanggapi pernyataan semacam itu dengan serius."
German mencatat bahwa ada kemungkinan FBI juga akan memulai penyelidikan. Namun, kecil kemungkinan Musk akan menghadapi tuntutan apa pun atas postingannya.
"Secara kasat mata, postingan itu tidak akan memenuhi uji 'ancaman sebenarnya', karena tidak secara langsung mengancam akan mencelakai wakil presiden, jadi kemungkinan besar tidak akan diajukan ke penuntutan," kata German. Namun, "itu akan menjadi catatan investigasi."
Meksi tidak ada tindakan hukum, namun apa yang terjadi kali ini kemungkinan besar akan mengganggu bisnis SpaceX. Seperti diketahui, perusahaan miliknya tersebut merupakan kontraktor utama untuk Departemen Pertahanan AS dan NASA.
SpaceX menandatangani kontrak senilai USD1,8 miliar pada tahun 2021 dengan National Reconnaissance Office, yang mengawasi satelit mata-mata AS. Angkatan Luar Angkasa AS juga menandatangani kontrak senilai USD70 juta akhir tahun lalu dengan SpaceX untuk membangun kemampuan satelit orbit rendah bumi kelas militer. Starlink, sayap internet satelit komersial SpaceX, menyediakan konektivitas untuk Angkatan Laut AS.
Di sisi lain, NASA semakin banyak mengalihdayakan proyek penerbangan antariksanya ke SpaceX, termasuk kontrak bernilai miliaran dolar untuk beberapa perjalanan ke bulan dan kontrak senilai USD843 juta untuk membangun wahana yang akan melumpuhkan Stasiun Luar Angkasa Internasional.