#GenerasiEmas, kepedulian Antam terhadap literasi digital Indonesia
Gerakan Nasional Literasi Digital #Siberkreasi didukung banyak pihak, tidak terkecuali PT Antam.
Gerakan Nasional Literasi Digital #Siberkreasi menyedot dukungan beragam pihak, termasuk PT Aneka Tambang (Antam).
Pada Sabtu (28/10), Antam mengambil peran dengan meluncurkan gerakan sosial (social movement) #GenerasiEmas di acara Siberkreasi Netizen Fair 2017 di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Direktur Human Capital & CSR Antam, Johan NB. Nababan mengatakan, gerakan sosial ini adalah salah satu bentuk kepedulian Perusahaannya untuk membantu generasi muda Indonesia di era digital saat ini.
“Antam yang sebagian besar lokasi tambang dan pabriknya ada di luar Jakarta berkepentingan ikut serta pada gerakan nasional literasi digital ini karena potensi penyebaran konten negatif itu tidak hanya dari Jakarta, namun juga di daerah,” kata Johan.
Johan mencontohkan, penduduk di daerah terpencil juga sudah menggunakan gadget. "Di Maluku Utara penduduknya sudah pegang gadget. Padahal, literasi digital mereka masih kurang. Antam tergerak untuk bertanggungjawab memberikan literasi digital, terutama di daerah-daerah terluar," katanya.
Antam menyuarakan #GenerasiEmas karena meyakini bahwa era digital membawa peluang sangat besar bagi generasi muda saat ini untuk membawa Indonesia menuju Indonesia Emas pada 2045.
Johan menilai, Indonesia menghadapi tantangan serius terkait maraknya konten negatif di internet. Beberapa di antaranya adalah pornografi, isu SARA, ujaran kebencian, dan berita hoax.
Menurut data Kemenkominfo, per Oktober 2017, pemerintah setidaknya sudah memblokir 800 ribu situs bermuatan konten negatif. Ini belum termasuk konten negatif di media sosial.
Selain kepeduliannya pada peningkatan literasi digital di daerah, Johan juga ingin memanfaatkan momentum ini untuk mendukung pemasaran mitra UKM binaan CSR-nya.
Menurut penelitian Google dan Temasek tahun 2016, Johan mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi pemain ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2025.
“Pangsa pasar ekonomi digital Indonesia akan mencapai 81 miliar dollar dari total 200 miliar dollar nilai ekonomi digital di seluruh kawasan ASEAN, tentu produk lokal bisa mengambil kesempatan ini,” tutur Johan.
Antam berkomitmen untuk membantu mitra binaannya agar memanfaatkan teknologi digital guna mengembangkan bisnisnya masing-masing. Johan mengatakan, Antam akan mendampingi mitra binaannya agar bisa menangkap peluang dari dunia digital.
“Harapan kami tentu bisnis mereka berkembang. Dengan demikian, akan semakin banyak perusahaan Indonesia dengan daya saing kelas dunia di masa yang akan datang,”ujarnya.