Google bantah bekerjasama dengan perusahaan media online
Juru bicara Google membantah telah melakukan deal tertentu dengan perusahaan media online.
Google membantah akan membantu media online mendapatkan pelanggan baru dengan imbalan sejumlah uang.Google menyanggah berita yang kami rangkum dari CNET (23/10) kemarin.
Juru bicara Google, Maggie Shiels, mengatakan, "Kami belum mencapai kesepakatan terkait kerja sama itu dan belum ada deal apa pun dengan pihak penerbit," ujarnya.
Saat ini, pembaca memang tengah beralih ke media online. Kendati begitu, perusahaan penerbitan tengah berusaha meningkatkan jumlah pembaca, terutama yang berlangganan. Performa iklan pun masih jauh dari ekspektasi.
Penerbit dan Asosiasi Press menyalahkan Google dan Agregator dalam hal ini. Dampaknya, publisher, seperti The New York Times, Wall Street Journal, dan lainnya tidak memasukkan konten mereka ke internet. Mereka pun mulai menerapkan sistem berbayar online bagi pembacanya.
The Financial Times yang kerap membongkar berita-berita kesekapatan bisnis, menurunkan laporan, Minggu (22/10) kemarin, soal tawaran Google bagi perusahaan media. Namun, Google menegaskan tidak ada kesepakatan dengan pihak penerbit mana pun.
Maret 2017, Digiday menurunkan laporan, pendapatan media digital memiliki "tembok" USD100 juta. Sampai-sampai, media digital di Amerika punya sebutan, klub USD100 juta, karena anggotanya belum pernah pecah telur di atas nilai tersebut. Adapun media-media yang masuk klub ini adalah, BuzzFeed, Vice Media, Vox Media, ERfinery29, Huffington Post, dan Bleacher Report.
Hanya sedikit media digital yang melangkahi nilai USD100 juta. Cuma Business Insider dan Complex yang mendapat dana segar USD300 juta pada 2017 ini.
Penyebab sulitnya menembus USD100 juta, bahkan banyak yang mendapat kurang dari USD50 juta, adalah banyaknya kriteria yang harus terpenuhi media digital. Mereka harus punya nilai jual yang unik sekaligus pembaca yang unik. Media juga harus konstan menumbuhkan keterikatan degan pembacanya sehingga harus terus-menerus menciptakan diferensiasi dengan media lain. Belum lagi harus menemukan value berarti dalam setiap platform yang mereka kembangkan.