GPTZero bisa deteksi esai yang dibuat ChatGPT untuk hindari plagiarisme
GPTZero dapat "dengan cepat dan efisien" menentukan apakah suatu esai adalah buatan ChatGPT atau manusia.
Kemajuan teknologi AI berkembang secara eksponensial dan berdampak besar bagi kehidupan kita. Banyak orang mencari jalan pintas dan jawaban, bahkan untuk pertanyaan yang cukup sederhana di internet, hanya untuk menghemat waktu.
Dalam hal ini, ChatGPT dari OpenAI telah membantu banyak orang karena dilatih untuk menghasilkan jawaban berbentuk panjang. Namun sisi buruknya, mereka bahkan menggunakan chatbot ini untuk membuat esai yang hasilnya luar biasa.
Untuk menghindari teknologi ini disalahgunakan oleh para oknum, Edward Tian bertekad untuk menyelesaikan masalah plagiarisme AI dengan membuat aplikasi bernama GPTZero.
Seperti namanya, aplikasi ini dapat "dengan cepat dan efisien" menentukan apakah suatu esai adalah buatan ChatGPT. Tian memamerkan kreasinya dalam serangkaian tweet, di mana dia menampilkan cara kerja GPTZero.
here's a quick demo with john mcphee's "frame of reference" pic.twitter.com/WphxfxxFdr — Edward Tian (@edward_the6) January 3, 2023
Dikutip dari Neowin (9/1), GPTZero memanfaatkan dua metode perplexity dan burstiness untuk menentukan teks yang ditulis bot. Perplexity, dalam pembelajaran mesin, mengacu pada betapa rumitnya model bahasa yang digunakan. Sementara fenomena penggunaan istilah atau kalimat dalam dokumen kemungkinan akan terjadi lagi disebut burstiness.
Di sisi lain, tulisan asli buatan manusia memiliki lebih banyak variasi kalimat dan model bahasa dapat memprediksi teks dengan lebih baik ketika tingkat kerumitannya lebih rendah.
Tian mengatakan lebih dari 10.000 orang telah menguji versi GPTZero yang tersedia untuk umum di Streamlit hingga saat ini. Dia juga telah memperbarui model GPTZero untuk meminimalisir kesalahan. Selain itu, pembaruan lebih lanjut juga sedang dikerjakan, termasuk untuk kemampuan dan skalabilitas baru.