Punya hardware powerfull jalankan AI, Apple masih lemah soal AI bikinan sendiri
Meski punya hardware yang kencang saat menjalankan AI, Apple masih tertinggal di pengembangan AI mandiri.

Selama setahun terakhir, Apple menghadapi kontradiksi unik di dunia teknologi. Di satu sisi, perusahaan ini terus menghasilkan beberapa komputer terbaik di dunia, mulai dari laptop konsumen hingga workstation berdaya tinggi.
Namun, di sisi lain, upaya kecerdasan buatan (AI) Apple tampak tertinggal jauh dibandingkan para pesaingnya. Siri, misalnya, menjadi contoh nyata dari masalah ini. Apple sendiri telah mengakui bahwa pengembangan Siri yang didukung AI membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan, sesuatu yang sangat tidak biasa dan memalukan bagi perusahaan sebesar Apple.
Bahkan, sebuah thread di Reddit menunjukkan bagaimana Siri gagal menjawab pertanyaan sederhana seperti "bulan apa sekarang?", sebuah kelemahan yang menunjukkan keterbatasan AI Apple saat ini.
Sementara itu, di bidang perangkat keras, Apple tetap unggul. Mac Studio misalnya, adalah salah satu komputer paling bertenaga di pasaran.
Bahkan, para profesional AI seperti Alex Cheema dari EXO Labs menunjukkan bagaimana Mac Studio mampu menjalankan model bahasa besar DeepSeek R1 sepenuhnya di perangkat, berkat memori gabungan 1TB dan harga lebih dari USD20.000 per unit.
Kemampuan ini setara dengan alternatif lain yang jauh lebih mahal dan memungkinkan pengguna melakukan tugas-tugas berat langsung dari meja mereka, bukan di pusat data.
Namun, meskipun perangkat keras Apple begitu maju, perangkat lunak AI-nya masih tertinggal. Kemampuan AI yang lebih mendalam, seperti Siri yang dapat memahami konteks pengguna secara personal, masih belum siap.
Sebaliknya, daya komputasi luar biasa yang dimiliki perangkat Apple malah digunakan untuk fitur-fitur yang dianggap kurang esensial, seperti Genmoji atau ringkasan notifikasi yang sering kali tidak akurat saat digunakan.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen karena Apple selama ini dikenal dengan integrasi perangkat keras dan perangkat lunaknya yang luar biasa, yang melahirkan fitur-fitur seperti iPhone Mirroring, Universal Control, dan Continuity Camera, seperti dilansir dari laman Digital Trends (21/3).
Keunggulan utama Apple dalam AI sebenarnya adalah privasi. Dengan fitur seperti Private Cloud Compute, Apple memungkinkan pengguna menjalankan tugas AI yang intensif tanpa mengorbankan keamanan data pribadi.
Bahkan, perusahaan telah menyetujui persyaratan khusus dengan OpenAI untuk memastikan integrasi ChatGPT tetap menjaga privasi pengguna. Namun, jika upaya AI Apple terus tertinggal, ada risiko bahwa pengguna akan beralih ke alternatif lain yang mungkin tidak begitu peduli dengan perlindungan data pribadi.
Pada akhirnya, pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Apple bisa mempertahankan hubungan erat antara perangkat keras dan perangkat lunaknya. Saat ini, meskipun tertinggal dalam pengembangan AI, Apple masih berupaya keras untuk menyamakan keduanya. Namun, jika ketimpangan ini terus berlanjut, Apple bisa kehilangan daya saingnya.
Dengan taruhan yang begitu besar di era AI, Apple tidak bisa membiarkan perangkat lunaknya tertinggal lebih jauh lagi.