Humane AI Pin gagal, HP ambil alih
HP membeli teknologi Humane AI Pin senilai USD116 juta, namun perangkat tersebut akan dihentikan selamanya.
Kecanggihan teknologi smartphone kembali mengalahkan pesaing yang mencoba menggantikannya. Kali ini, Humane AI Pin yang sempat digadang-gadang sebagai pengganti smartphone, yang diluncurkan pada 2023 resmi dihentikan.
Perangkat ini dijual seharga USD699 dan pengguna perlu berlangganan T-Mobile seharga USD24 per bulan untuk nomor telepon dan data. AI Pin ini menggunakan proyektor laser untuk menampilkan informasi di telapak tangan pengguna.
Namun, perangkat ini gagal di pasaran dan minggu ini diumumkan bahwa HP telah membeli teknologi serta tim Humane AI senilai USD116 juta. Sayangnya, akuisisi tidak menyelamatkan AI Pin, justru HP malah mematikannya secara permanen.
Dilansir dari laman phonearena (20/02), Presiden Teknologi dan Inovasi HP, Tuan Tran, menyebut akuisisi ini dapat mempercepat pengembangan perangkat AI baru yang terintegrasi dengan ekosistem HP.
“Investasi ini akan mempercepat kemampuan kami untuk mengembangkan perangkat generasi baru yang dapat mengatur permintaan AI secara lancar baik lokal maupun di cloud. Platform AI milik Humane, Cosmos, yang didukung oleh sekelompok teknisi yang luar biasa, akan membantu kami menciptakan ekosistem cerdas di seluruh perangkat HP, mulai dari PC AI hingga printer pintar dan ruang konferensi yang terhubung. Hal ini akan membuka tingkat fungsionalitas baru bagi pelanggan kami dan memenuhi janji AI,” ujar Tran.
Pengguna AI Pin masih bisa menggunakan perangkatnya hingga 28 Februari pukul 3 sore. Setelah waktu tersebut, perangkat tidak akan lagi terhubung ke server Humane. Tanpa koneksi server, AI Pin tidak dapat lagi diakses.
Pemilik AI Pin disarankan untuk mengunduh foto, video, dan pesan yang tersimpan. Selain itu, casing pengisi daya asli AI Pin telah ditarik kembali. Jika masih menunggu casing baru, pengguna akan otomatis menerima pengembalian dana setelah 28 Februari 2025.
Saat pertama kali dirilis pada April lalu, AI Pin mendapatkan ulasan buruk. Marques Brownlee, seorang reviewer teknologi terkenal, bahkan menyebutnya sebagai produk terburuk yang pernah di review, menjadikannya perangkat inovasi yang gagal dalam sejarah teknologi.
