Indonesia jadi pasar prioritas Truecaller
Aplikasi Truecaller tersedia di seluruh dunia dan dapat mendukung berbagai bahasa. Selama satu tahun, Truecaller mencatatkan pertumbuhan pengguna aktif sebesar 107,6% di Indonesia.
Salah satu platform untuk memverifikasi identitas pemilik nomor telepon, Truecaller, mencatatkan peningkatan pertumbuhan pengguna aktif menjadi 300 juta di seluruh dunia. Pencapaian ini diklaim memperkuat posisi Truecaller sebagai salah satu layanan pendeteksi spam dan caller ID terbesar di dunia.
“Kami membangun Truecaller dari kecil, tapi selalu disertai dengan ambisi yang besar. Dapat mencapai lebih dari 300 juta pengguna aktif di seluruh dunia merupakan sebuah tonggak sejarah baru bagi semua pihak yang telah mengambil peranan dalam menjadikan Truecaller sebagai platform yang besar seperti sekarang ini,” kata CEO dan Co-Founder Truecaller, Alan Mamedi.
Aplikasi Truecaller tersedia di seluruh dunia dan dapat mendukung berbagai bahasa. Selama satu tahun, Truecaller mencatatkan pertumbuhan pengguna aktif sebesar 107,6% di Indonesia, sementara di kawasan Asia Tenggara terdapat pertumbuhan 62% pengguna aktif baru pada periode yang sama. Pencapaian baru ini membuktikan kepercayaan dan keyakinan konsumen terhadap platform Truecaller, terutama dari pengguna di Indonesia yang kini menjadi pasar prioritas Truecaller.
Sebagai salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak menerima spam di dunia berdasarkan Global Spam Report dari Truecaller.
Laporan Truecaller tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata pengguna di Indonesia berisiko mendapatkan lebih dari 18 panggilan spam setiap bulannya. Salah satu misi utama Truecaller adalah membantu masyarakat Indonesia merasa aman, nyaman, dan aman saat berkomunikasi, dan dapat terhindar dari spam dan penipuan telepon.
Alasan penting lainnya bagi perusahaan untuk memprioritaskan Indonesia sebagai fokus pasar di kawasan ini, adalah populasinya yang didominasi oleh individu muda yang paham teknologi. Kelompok ini lebih sering menggunakan berbagai layanan digital pada ponsel mereka dan perlu dilindungi secara konsisten.