Industri printer anjlok akibat pandemi
Menjamurnya mesin PET-Direct to Film menjadi bukti konkrit sebuah alternatif ampuh dalam pasar cetak tekstil.
Mengacu kepada IDC Worldwide Quarterly Industrial Printer Tacker, kombinasi dari semua produk Industrial Printer/LFP di Indonesia turun secara signifikan sebesar 45,3% YoY dibanding tahun 2019. “Dampak Covid terasa begitu nyata khususnya untuk market printing. Dengan resesi ekonomi yang diperkirakan berlangsung hingga Q1 2021 ini, kondisi Industrial Printer akan tetap berada di bawah tekanan setidaknya hingga Q3 2021 setelah Idul Fitri dan bulan Ramadan”, kata IPDS Market Analyst IDC Indonesia, Muhammad Faris Latief.
Computer Aided Design (CAD) atau Printer Teknikal (Plotter) adalah produk yang paling tergersu secara unit dan value selama masa pandemi. Keterbatasan anggaran dari perusahaan untuk membeli peralatan baru dari dihentikannya proses pengadaan tender barang dan jasa di bawah LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) selama masa pandemi adalah penyebab utama dari menurunnya market CAD.
Sejauh ini, kondisi pasar CAD mengalami penurunan sebanyak 65% YoY. Di sektor grafik, penurunan menunjukkan sebesar 36,4% YoY. Pemain printing di sektor tersebut didominasi oleh Jasa Printing Digital atau komersial juga mengklaim bahwa volume cetak turun lebih dari 50% dibandingkan tahun 2019.
Merujuk kepada value, pasar Industrial Printer di tahun 2020 menunjukkan penurunan setidaknya 9,93% YoY. Nilai penurunan ini dirasa tidak signifikan, meskipun terjadi penurunan besar-besaran dalam jumlah unit yang tiba di Indonesia. Segmen grafik memang memiliki nilai paling besar namun di sisi lain industry tekstil dan kemasan label di tahun 2020 juga memberikan dampak positif yang signifikan selama masa pandemi, sehingga berpengaruh besar untuk menjaga value pangsa pasar relatif stabil dengan penurunan hanya di bawah 10%.
Masa pandemi tidak selamanya memberikan dampak negatif terhadap perkembangan tren dalam dunia cetak. Menjamurnya mesin PET-Direct to Film menjadi bukti konkrit sebuah alternatif ampuh dalam pasar cetak tekstil. Teknologi ini adalah substitusi dari teknologi sablon tradisional dan diperkirakan akan manjadi penantang terberat market DTG dan Polyflex.