Ini kata karyawan Bukapalak soal PHK
Sumber Tek.id membenarkan adanya PHK ratusan karyawan di Bukalapak. Pemutusan hubungan kerja ini berdampak pada ratusan karyawan.
Bukalapak dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya. Tak tanggung-tanggung, startup yang didirikan oleh Ahmad Zaky ini disebut melakukan PHK kepada ratusan karyawan. Bahkan PHK telah dilakukan beberapa bulan sebelumnya secara bergilir.
Sumber Tek.id membenarkan adanya PHK ratusan karyawan di Bukalapak. Bahkan hal tersebut berlangsung beberapa kali, dimana dalam satu keputusan PHK bisa berdampak pada 100 karyawan. "Memang ada efisiensi. Benar, jumlahnya ratusan. Bisa 100 orang yang di-PHK dalam sekali kesempatan," katanya.
Sumber berbeda mengatakan keputusan PHK bukan karena bisnis Bukalapak tengah terpuruk. Namun hal ini kebijakan perusahaan bahwa organisasinya kurang efisien.
"Benar (efisiensi) dan sudah beberapa bulan lalu. Tapi bukan karena bisnis jelek, melainkan karena manajemen baru sadar kalau organisasinya nggak efisien," ujarnya.
Beberapa karyawan mengaku di-PHK, meski karyawan lainnya menyatakan kontrak mereka tak diperpanjang. Kondisi ini lantas membuat karyawan lainnya berniat mengundurkan diri atau resign dari perusahaan.
Bukalapak Secara tersirat mengonfirmasi kabar PHK karyawannya. Melalui pesan WhatsApp, Intan Wibisono, Head of Corporate Commnication Bukalapak mengatakan perusahaannya memang perlu menata diri dan beroperasi secara dewasa.
"Bukalapak sudah tumbuh sebesar dan secepat ini dalam kurun waktu singkat. Di skala perusahaan seperti ini tentunya kami perlu menata diri dan mulai beroperasi layaknya perusahaan yang sudah dewasa, atau bisa kami sebut sebagai a grown up company. Terutama untuk menjamin visi kami untuk terus tumbuh sebagai sustainable ecommerce dalam jangka panjang," katanya kepada Tek.id.
"Keberlanjutan adalah hal penting bagi kami ketika pertumbuhan GMW (Gross Merchandise Value) menjadi indikator penting bagi e-commerce. Perusahaan kami telah berkembang ke tahap selanjutnya dan berhasil menghasilkan peningkatan dalam monetisasi, memperkuat profitabilitas, yang berjalan dengan baik, bahkan melebihi apa yang kami harapkan."
Meski terkesan mendadak, menurut Intan keputusan ini wajar dilakukan oleh perusahaan manapun dalam hal menata diri dalam mendukung implementasi strategi bisnisnya.