Intel semakin dekat produksi chipset dengan teknologi Intel 18A
Dalam sebuah pemberitaan terbaru, disebutkan Intel semakin dekat memproduksi chipset dengan teknologi Intel 18A.
Intel semakin menunjukkan kemajuan dalam pengembangan proses manufaktur chip melalui teknologi Intel 18A, yang kini dilaporkan memiliki kepadatan SRAM setara dengan proses N2 milik TSMC. Ini merupakan pencapaian signifikan bagi Intel Foundry Services (IFS) dan ambisi Intel dalam merebut kembali keunggulan di industri semikonduktor.
Menurut laporan terbaru yang dibagikan dalam sesi ISSCC, perbedaan antara Intel dan TSMC dalam kepadatan SRAM kini telah menyempit secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Intel mulai kembali bersaing dengan TSMC, yang selama ini mendominasi pasar manufaktur chip.
Salah satu inovasi paling penting dalam Intel 18A adalah penerapan Backside Power Delivery Network (BSPDN). Teknologi ini memindahkan jaringan distribusi daya ke bagian belakang wafer, sehingga meningkatkan efisiensi daya dan integritas sinyal secara signifikan.
Dilansir dari laman Wccftech (21/2), hal ini merupakan salah satu implementasi pertama di industri dan bisa menjadi keunggulan kompetitif utama bagi Intel.
Dalam laporan terbaru, versi kepadatan tinggi Intel 18A mencatat kepadatan bit makro sebesar 38,1 Mb/mm², meskipun dengan konfigurasi array yang besar. Sementara kepadatan ini bisa bervariasi tergantung pada desain spesifik, hasil ini memberikan gambaran optimis terhadap potensi proses 18A.
TSMC sendiri telah mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai proses N2, yang mencakup peningkatan kepadatan SRAM sebesar 12% berkat integrasi teknologi Gate-All-Around (GAA). Teknologi ini memungkinkan peningkatan performa lebih lanjut, dengan SRAM berperforma tinggi mengalami peningkatan kepadatan hingga 18%.
Salah satu perubahan terbesar dalam TSMC N2 adalah transisi dari FinFET ke struktur nanosheet khusus, yang memungkinkan kontrol yang lebih presisi dan fleksibilitas dalam desain chip. Ini menjadikan N2 sebagai salah satu proses manufaktur paling maju di dunia.
Meskipun hasil awal Intel 18A terlihat menjanjikan, tantangan utama masih terletak pada produksi massal dan seberapa banyak proses ini berhasil dalam satu keping. Keberhasilan proses manufaktur tidak hanya bergantung pada kepadatan SRAM, tetapi juga pada seberapa baik Intel dapat menghasilkan chip dalam jumlah besar dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Jika Intel berhasil mempertahankan hasil yang kompetitif, maka Intel 18A dapat menjadi pesaing serius bagi TSMC N2, terutama dalam sektor high-performance computing dan AI. Namun, jika yield-nya masih rendah, maka Intel akan kesulitan mengejar ketertinggalan dari TSMC, yang sudah memiliki pengalaman lebih dalam memproduksi chip dengan teknologi terbaru.









