iTunes hilang, pengguna pun senang
Apple secara resmi memensiunkan iTunes. Namun hal ini baru akan ditemui pada update OS terbaru di Mac. Apple menggantinya menjadi tiga aplikasi mandiri.
Anton sudah sejak dulu memiliki perangkat iPhone. Bagi dia, iPhone menawarkan banyak keunggulan ketimbang smartphone lainnya, mulai dari kecepatan hingga dukungan aplikasi yang tidak dimiliki oleh perangkat lain. Tetapi suatu ketika, ia kesulitan saat hendak memindahkan data dari laptop temannya. Pasalnya temannya itu tidak memiliki iPhone, yang secara otomatis, tidak juga memiliki aplikasi iTunes di laptopnya.
Bagi para pengguna produk Apple, iTunes menjadi aplikasi vital yang harus mereka miliki. Aplikasi ini digunakan untuk mengatur berbagai file multimedia, termasuk musik dan video. Tak hanya itu, pengguna yang ingin memindahkan musik mereka ke perangkat iPhone, iPad atau pun iPod membutuhkan iTunes untuk melakukannya. Sebenarnya, karena berbasis cloud, dengan memasukkan Apple ID, pengguna bisa mengakses file mereka di komputer mana saja. Masalahnya, tidak semua komputer memiliki iTunes di dalamnya.
Dengan memensiunkan iTunes, Apple membuat langkah yang besar. Aplikasi ini pertama kali meluncir pada 9 Januari 2001. Saat itu Steve Jobs punya mimpi yang besar. Ia ingin agar Mac menjadi pusat hidup digital setiap orang. Dengan iTunes di Mac, setiap orang bisa menghubungkan berbagai macam hal, mulai dari kamera digital, pemutar musik atau pun sekadar mengelola file dari perangkat mobile ke Mac - dan berkembang juga ke perangkat Windows-.
Itu merupakan filosofi yang berada di balik iTunes, sebuah software yang dapat digunakan untuk apa saja terkait kebutuhan hiburan pengguna. Untuk diketahui, dukungan video di iTunes mulai berlaku sejak Mei 2005, sementara pada Juni 2005, iTunes bisa digunakan untuk mengelola file musik. Bahkan di masa-masa awal, perangkat iPhone hanya bisa diaktifkan melalui iTunes. Saat itu, pengguna iPhone yang tidak memiliki iTunes itu ibarat punya mobil tapi tidak memiliki kuncinya.
Di masa kejayaannya, iTunes bisa membuat iri pengguna platform lain. Hadir sebagai platform musik digital, iTunes bahkan bisa digunakan untuk memindahkan musik dari CD ke perangkat digital. Hal yang jarang ditemui di awal tahun 2000-an.
Namun seiring berjalannya waktu, keluhan mulai muncul dari para pengguna iTunes tersebut. Ukuran aplikasi itu makin membengkak sehingga memakan banyak ruang penyimpanan para pengguna. Prinsip satu untuk semua justru berbalik menyerang para pengguna dengan ukuran yang sangat besar.
Kedatangan platform streaming juga menjadi salah satu alasan mengapa pengguna beralih dari iTunes. Mereka tak lagi perlu repot-repot menggunakan iTunes untuk membeli musik atau film. Layanan macam Spotify atau Netflix menjadi pilihan utama. Selain karena harga langganannya cukup murah, pengguna tidak harus dipusingkan dengan ukuran aplikasi yang bongsor itu. Semuanya berbasis streaming, sehingga tak butuh ruang luas untuk menyimpannya. Walhasil, kapasitas penyimpanan bisa dialokasikan untuk hal lainnya.
Apple tampaknya sudah lelah juga dengan iTunes dan sejumlah komplain di belakangnya. Melalui ajang WWDC 2019, Apple secara resmi menutup iTunes. Sebagaimana diberitakan. Ketimbang dikatakan ditutup, mungkin kata yang lebih tepat adalah dipecah. Ya, Apple memecah iTunes menjadi tiga aplikasi mandiri, yakni Music, TV dan Podcast.
Tentu saja, hal ini membawa angin segar bagi penggunannya, yang setidaknya belum mau memanfaatkan layanan streaming. Mereka hanya perlu mengakses aplikasi yang sesuai dengan minat. Kalau mau beli musik, toh tinggal buka Apple Music, demikian juga dengan film.
Konsep itu sebenarnya sudah dirasakan oleh pengguna iPhone sejak beberapa lama. Namun bagi perangkat Mac, hal ini baru akan diterapkan pada update OS Catalina dari Apple. iTunes Store masih akan ada, namun terintegrasi di dalam masing-masing aplikasi tersebut.
Lalu apa dampaknya bagi pengguna iPhone?
Pengguna iPhone yang menghubungkan ponselnya ke Mac dengan OS baru tak lagi memerlukan iTunes untuk mengelola file mereka. iPhone pengguna akan langsung terdeteksi di aplikasi Finder. Untuk yang belum familiar, Finder itu seperti File Explorer pada perangkat Windows.
Untuk diketahui, perubahan besar ini akan sangat terasa pada perangkat Mac. Sementara itu, pengguna Windows mesti bersabar lebih lama. Pasalnya mereka harus tetap menggunakan iTunes untuk menyambungkan iPhone atau iPod mereka, paling tidak untuk saat ini. Belum diketahui apakah Apple akan memberikan dukungan serupa untuk pengguna Apple yang juga memakai komputer atau laptop Windows.