Kemenkominfo kerahkan tim dan 30 telepon satelit ke Sulteng
Aksi tanggap darurat pasca gempa Donggala dan Palu di Sulawesi Tengah melibatkan beragam pihak, salah satunya Kemenkominfo yang turut terjun ke lokasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menjelaskan alasan dibalik layanan telekomunikasi yang tak bisa digunakan di wilayah yang terdampak gempa bumi. Sebagaimana diketahui, Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah dilanda gempa bumi pada Jumat (28/9) kemarin.
Menurut menteri yang akrab disapa Chief RA tersebut, layanan telekomunikasi tak bisa diakses karena terhentinya pasokan listrik. "Dilaporkan lebih dari 500 site seluler tidak berfungsi, terutama dikarenakan pasokan listrik yang terhenti akibat gempa," katanya melalui akun Twitter pribadi.
Atas kendala tersebut, Menkominfo mengerahkan timnya untuk mengirimkan staf serta 30 telepon satelit. "Kominfo, melalui satker Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah mengirim staf dan 30 telepon satelit untuk digunakan dalam masa tanggap darurat," imbuhnya.
Tim BAKTI Kominfo akan bergabung bersama 25 orang Tim Kominfo Palu dari Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Palu, Sulawesi Tengah. Berdasarkan laporan Balmin SFR Kelas II Palu, hingga pukul 05.00 WIB (29/9), lebih dari 500 base station (BTS) telekomunikasi seluler tidak bisa berfungsi karena terhentinya pasokan listrik dari PLN.
Kemenkominfo juga akan segera mempersiapkan perangkat VSAT untuk akses internet guna mendukung pengiriman informasi dan data penanganan bencana. Selain itu, Kemenkominfo juga terus melakukan koordinasi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenpolhukam) guna membantu penanganan bencana serta pemulihan layanan telekomuikasi.
Lebih lanjut lagi, Kemenkominfo mengimbau masyarakat Sulawesi Tengah dan sekitarnya untuk tetap tenang dan waspada. Selain itu, Kemenkominfo pun mengimbau seluruh pengguna internet agar tidak menyebarluaskan informasi hoaks terkait bencana gempa bumi di Donggala dan Palu.