Kepala keamanan global TikTok mundur dari jabatan di tengah kontroversi data pengguna AS
Kepala keamanan global TikTok akan mundur dari jabatannya. Meski begitu, ia disebut masih akan bekerja untuk perusahaan tersebut.
Chief Security Officer (SCO) global TikTok, Roland Cloutier, dikabarkan bakal mundur dari posisinya dan beralih sebagai penasihat strategis. Perubahan ini menyusul adanya kekhawatiran pengguna di AS tentang data mereka yang diduga bocor.
Belakangan ini, platform video pendek besutan ByteDance ini diawasi secara ketat oleh regulator AS karena tuduhan penggunaan data pribadi. Oleh sebab itu, TikTok mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk mempersiapkan bagaimana cara perusahaan menanggapi dampak dari kontroversi keamanan yang ada.
Cloutier akan beralih tugas sebagai penasihat tentang dampak bisnis dari program keamanan dan kepercayaan di TikTok. Terkait posisi lamanya, kepala resiko keamanan, vendor, dan jaminan klien di TikTok, Kim Albarella, disebut akan menjadi pengganti untuk sementara waktu.
“Bagian dari pendekatan kami yang berkembang adalah untuk meminimalkan kekhawatiran tentang keamanan data pengguna di AS, termasuk pembuatan departemen baru untuk mengelola data pengguna AS untuk TikTok,” tulis CEO Shou Zi Chew dalam memo kepada staf TikTok, seperti dikutip dari Engadget (18/7).
Chew menambahkan, kebijakan ini adalah investasi penting dalam praktik perlindungan data mereka. Ia mengungkap, hal tersebut juga mengubah ruang lingkup peran kepala petugas keamanan global.
Platform media sosial asal Tiongkok ini diketahui telah merombak tim keamanan global mereka dan memindahkan masalah keamanan khusus Tiongkok ke tim lokal. Lewat keputusan perubahan tim keamanan ini, Cloutier akan resmi mengakhiri jabatannya pada awal September mendatang.
Di sisi lain, perusahaan telah menegaskan jika saat ini mereka menyimpan semua data pengguna AS di server cloud Oracle yang terletak di negara tersebut. TikTok mengungkap, pihaknya tengah berupaya untuk menghapus data pribadi tersebut dari server induk mereka yang berada di Tiongkok. Berdasarkan surat yang ditulis Chew, sekarang perusahaan tersebut tengah fokus untuk menghilangkan keraguan tentang keamanan data pengguna AS.