Kominfo ingin produsen IoT lokal berkembang
Direktur Jenderal Sumber Daya dan perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemkominfo Ismail menyebut, saat ini yang tak kalah penting adalah bagaimana meyakinkan industri menggunakan IoT untuk mendapatkan penambahan penghasilan.
Era 5G dan IoT sebentar lagi akan dimulai. Indonesia, sebagai negara yang sedang berkembang memiliki potensi yang sangat besar dalam memanfaatkan teknologi tersebut, baik di industri dan rumahan.
Namun, menurut Direktur Jenderal Sumber Daya dan perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemkominfo Ismail, keberhasilan implementasi tersebut harus diiringi dengan kerjasama banyak pihak, baik dari produsen luar negeri dan juga dalam negeri.
“Solusi kekhususan dan lokal lebih dipilih. Jadi penerapan IoT yang sukses itu adalah bagaimana pemain besar dapat bergabung dengan pemain lokal,” Ismail, seperti dikutip dari laman Kominfo (27/1/2020).
Dia juga mengatakan, industri dan asosiasi yang sudah ahli di bidangnya juga harus cepat bergerak dan dapat membuat model sederhana dan user friendly untuk masyarakat Indonesia. Kehadiran IoT secara tepat dipastikan dapat mengurangi biaya operasional semua lembaga dan pemerintahan.
Isu berikutnya adalah bagaimana memonetisasi IoT menjadi keuntungan. Dia mengungkapkan, survey GSMA menyebut masih ada 45 persen responden melihat biaya implementasi sebagai kendala dan 22 persen lainnya menyebut pengembalian dari investasi atau return on investment (RoI) tidak jelas.
“Ini persoalan yang paling penting, bahwa meyakinkan industri bahwa menerapkan IoT benar-benar bisa membantu mengurangi cost, kalau perlu menambah revenue,” tegas Ismail.