Konten pornografi mulai lenyap di internet
Kemekominfo telah bekerja sama dengan operator di Tanah Air dan APJII guna memblokir konten pornografi di internet
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemekominfo) telah bekerja sama dengan operator di Tanah Air dan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) guna memblokir konten pornografi di internet. Dalam praktiknya langkah ini diterapkan di mesin pencarian yang dirancang menjadi "Safe Search", sehingga pengguna internet tak bisa lagi berselancar mencari konten bermuatan pornografi memakai kata kunci terkait.
"Jadi kalau masyarakat melakukan search dengan kata-kata pornografi dan kemudian pindah ke image (menu)-nya tidak ada lagi gambar-gambar berbau porno," kata Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Semuel A. Pangerapan dalam keterangan yang diterima Tek.id (3/8).
Pantauan Tek.id, langkah Kemenkominfo itu efektif mengurangi konten bermuatan pornografi. Ketika melakukan pencarian dengan kata kunci film porno, bokep, atau video porno misalnya, Google Search memang menampilkan hasil pencarian yang relevan dengan kata kunci itu. Namun demikian tak ada konten yang ekstrem sebagaimana biasanya.
Bahkan ketika mengklik tab video di Google Search, terbatas hanya ada beberapa situs dan video yang tampil. Hasil pencarian ini juga tak relevan dengan apa yang dimaksud kata kunci yang digunakan.
Untuk tab gambar Google Search sendiri, memang masih terlihat gambar-gambar dari beberapa aktris "panas". Namun tampilannya terbilang sopan dan secara generik, cukup layak dikonsumsi pengguna internet. Tak ada lagi gambar tak senonoh atau secara ekstrem bermuatan pornografi.
Twitter cs segera menyusul
Saat Kemenkominfo mengumumkan pemblokiran konten pornografi, tak ada nama Twitter atau Instagram yang dicatutkan. Padahal di media sosial itu, konten pornografi dengan mudah didapat. Twitter bahkan seolah menjadi gudang konten pornografi karena banyaknya akun penyedia konten pornografi.
Pantuan Tek.id Kamis pagi (9/8), konten mencakup gambar bahkan video bermuatan pornografi dengan mudah didapatkan menggunakan kata kunci yang cukup ekstrem. Akun-akun penyedia konten itu pun masih banyak tersedia dan terbilang aktif mengunggah konten baru.
Beberapa konten menampilkan peringatan "Media ini mengandung materi yang mungkin sensitif. Pengaturan media Anda dikonfigurasi untuk memberikan peringatan bila media mungkin sensitif". Namun demikian, masih ada opsi yang bisa menampilkan konten tersebut. Sementara beberapa konten lainnya tayang secara otomatis. Lantas mengapa Twitter juga menjadi platform yang dibersihkan oleh Kemenkominfo sebagaimana Google Search?
Kepada Tek.id, Plt. Kepala Biro Humas Kemenkominfo menyatakan pemblokiran saat ini memang diterapkan untuk konten pornografi yang ditelusur melalui mesin pencari. Kendati begitu Noor Iza mengatakan "Kementerian Kominfo secara terus menerus berkoordinasi dengan penyedia platform baik dari Indonesia maupun global untuk penanganan konten. Koordinasi dan komuniaksi dibangun untuk mendapatkan kecepatan penanganan yang cepat oleh penyedia platform."
Lebih lanjut Semuel Abrijani menegaskan Kemenkominfo juga tengah mengerjakan langkah serupa yang diterapkan untuk Twitter. Artinya, pengguna internet di Indonesia tak akan lagi dengan mudah mendapatkan konten bermuatan pornografi di microblogging tersebut.
Pria yang akrab disapa Semmy itu menuturkan bahwa metode yang digunakan untuk memberantas konten pornografi di Twitter berbeda dengan di mesin pencarian. "Secepatnya. (Karena) metodenya berbeda," ujarnya dihubungi Tek.id Tampaknya, hal ini menjadi alasan mengapa pemblokiran konten pornografi tak berlangsung serentak di berbagai platform.