sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
Rabu, 24 Okt 2018 12:26 WIB

Korban peretasan email Yahoo dapat ganti rugi hingga Rp760 miliar

Yahoo setuju untuk membayar USD50 juta atau sekitar Rp760 miliar kepada lebih dari 200 juta pemilik akun Yahoo.

Korban peretasan email Yahoo dapat ganti rugi hingga Rp760 miliar
(Foto: Digital Trends)

Yahoo setuju untuk membayar USD50 juta atau sekitar Rp760 miliar kepada lebih dari 200 juta pemilik akun Yahoo. Dana ini ditujukan kepada pengguna yang terdampak pelanggaran keamanan besar yang melanda Yahoo pada 2013 dan 2014 lalu.

Sebagaimana diketahui Yahoo sempat diretas hingga miliaran data pribadi penggunanya bocor. Mulanya Yahoo bungkam atas insiden peretas besar-besar itu. Namun akhirnya Yahoo mengumumkan pelanggaran keamanan tersebut pada September dan Desember 2016, atau dua tahun setelah peretasan berlangsung.

Dilansir Neowin (24/10), pengguna yang memakai akun email premium Yahoo bisa mengklaim penggantian 25 persen. Sementara pengguna email Yahoo versi biasa bisa mengajukan kompensasi USD25 atau sekitar Rp380.000 per jam, yang dihabiskan untuk menangani masalah pelanggaran data itu.

Jumlah kompensasi yang bisa diklaim akan dibatasi hingga USD375 atau sekitar Rp5,7 juta(15 jam), bagi pengguna yang telah mendokumentasikan kerugian mereka. Untuk pengguna yang tidak memiliki informasi kerugiannya, mereka hanya bisa meminta kompensasi hingga USD125 atau sekitar Rp1,9 juta (5 jam). Sesuai dengan anjuran pengadilan, Yahoo juga akan menyediakan layanan pemantauan kredit secara gratis kepada pengguna yang terdampak peretasan. 

Peretasan Yahoo itu mempengaruhi alamat email pengguna serta informasi pribadi lainnya. Tahun lalu Yahoo mengakui bahwa peretasan pada 2013 saja berdampak pada tiga miliar pengguna. Akibat insiden itu, saham Yahoo terus menyusut hingga akhirnya dijual ke Verizon.

Para peretas diyakini didalangi oleh pemerintah untuk menyerang negara lain. Biro Investigasi federal bahkan menghubungkan beberapa peretas ke Rusia. 

Share
×
tekid
back to top