Korsel sebut akan kembali izinkan DeepSeek beroperasi, asal ikuti peraturan
Setelah benar-benar memblokir penggunaan DeepSeek per 15 Februari, pemerintah Korea Selatan sebut aplikasi tersebut dapat kembali beroperasi asal ikuti peraturan yang ada.

Sudah beberapa hari setelah pemerintah Korea Selatan menarik aplikasi DeepSeek dari negara mereka. Sebelumnya, penarikan aplikasi dari negara tersebut telah dilakukan pada 15 Februari karena alasan keamanan.
Tapi, menurut siaran pers dari Komisi Perlindungan Informasi Pribadi (PIPC), aplikasi tersebut akan dapat diunduh kembali setelah perusahaan mematuhi undang-undang perlindungan data negara mereka. Meski tidak dapat lagi diunduh, pengguna yang sudah menginstalnya masih dapat mengakses layanan tersebut.
Bukan hanya diblokir untuk kalangan umum saja, namun DeepSeek juga telah diblokir di perangkat pemerintah dan militer Korea Selatan. Hal ini tentunya menunjukkan seberapa besar kekhawatiran Korea Selatan terkait keamanan data.
Menariknya, seperti dilansir dari laman Engadget (18/2), keputusan untuk menarik pemblokiran aplikasi tersebut hanya terjadi beberapa hari setelah DeepSeek membuka kantor cabang di Korea Selatan pada 10 Februari.
Perusahaan tersebut mengakui bahwa mereka belum sepenuhnya mempertimbangkan regulasi perlindungan data setempat saat meluncurkan layanannya secara global. Namun, DeepSeek berjanji akan bekerja sama dengan PIPC untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
PIPC menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap DeepSeek akan memakan waktu, tetapi seharusnya lebih singkat dibandingkan penyelidikan serupa terhadap enam layanan AI lainnya, termasuk Google, OpenAI, dan Microsoft, yang berlangsung sekitar lima bulan.
Salah satu temuan utama dalam pemeriksaan awal adalah adanya transfer data pengguna Korea Selatan ke ByteDance, perusahaan induk TikTok. PIPC pun memperingatkan pengguna agar tidak memasukkan informasi pribadi ke dalam aplikasi DeepSeek hingga masalah ini diselesaikan.
Tidak hanya di Korea Selatan, regulator dari berbagai negara juga mulai menaruh perhatian terhadap DeepSeek. Bulan lalu, Otoritas Perlindungan Data Italia (Garante) meminta informasi kepada perusahaan terkait jenis data yang digunakan untuk melatih model AI mereka.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan DeepSeek terkait privasi pengguna mereka. Australia dan Taiwan juga telah melarang penggunaan DeepSeek pada perangkat pemerintah karena alasan keamanan data.
Menanggapi larangan di Korea Selatan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa pemerintah Beijing tidak pernah meminta perusahaan atau individu mana pun untuk mengumpulkan atau menyimpan data secara ilegal.
Meski begitu, kekhawatiran terhadap perlindungan data dan keamanan informasi terus meningkat di berbagai negara, menambah tantangan bagi ekspansi global layanan AI seperti DeepSeek.