Kurangnya inovasi jadi dalang lemahnya penjualan iPhone
National Development Council (NDC) mengatakan bahwa model iPhone terbaru terjual dengan buruk karena kurangnya inovasi.
Apple mengalami penurunan penjualan iPhone terbaru mereka. Jumlah penjualannya bahkan dibawah ekspektasi perusahaan dan analis. Hal tersebut lantas memaksa Apple memangkas harga iPhone XR dan jumah peredarannya iPhone XR di sejumlah pasar. Apple juga memangkas harga reseller pihak ketiga untuk iPhone terbaru di China.
Lebih lanjut Apple menyalahkan pelemahan penjualan di China sebagai dalangnya. Alhasil Apple mengubah pedoman pendapatan untuk kuartal pertama fiskalnya 2019 ini.
Berdasarkan laporan Digitimes, badan perencanaan ekonomi Taiwan, National Development Council (NDC) mengatakan bahwa model iPhone terbaru terjual dengan buruk karena kurangnya inovasi. Tanggapan itu terlontar pada Kamis lalu, selama pertemuan kabinet terkait.
Sebelumnya Apple telah menginformasikan kepada rantai pasokannya bahwa mereka berencana memangkas produksi iPhone model 2018 hingga 10%. Kebijakan itu berlaku untuk kuartal Januari hingga akhir Maret mendatang.
Dilansir Phone Arena (14/1), Taiwan merupakan markas bagi beberapa pemasok penting iPhone termasuk TSMC (chip), Largan Precision (komponen kamera) dan Foxconn (perakitan produk). Artinya, beberapa perusahaan besar di Taiwan memiliki andil terkait seberapa baik penjualan perangkat Apple.
Sementara itu, analis Wall Street kini memprediksi penjualan iPhone untuk kuartal pertama. Mereka memperkirakan adanya penurunan hingga 20%. Jika prediksi itu akurat, maka hanya 41,8 juta unit iPhone yang akan terjual selama periode tersebut. Jumlah penjualan itu berarti menurun dari jumlah periode yan sama di tahun lalu yang mencapai 52,21 juta unit.
Kendati demikian, Apple telah menyatakan perusahaannya tak akan lagi mengumbar jumlah penjualan iPhone. Dengan begitu, prediksi analis tersebut harus dibuktikan dengan survei di pasaran.