Lacak pengguna Incognito, Google siap-siap didenda

Google pernah berjanji untuk tidak melacak para pengguna yang menggunakan mode incognito di peramban Chrome. Namun, sekitar 9 bulan yang lalu Google ternyata digugat karena tetap melacak para pengguna meski mereka menggunakan mode incognito.

Google mendapatkan gugatan sebesar USD5 miliar akibat praktik tersebut. Dan baru-baru ini, kasus gugatan itu berlanjut ke babak selanjutnya setelah seorang hakim dari wilayah California akhirnya mengizinkan kasus privasi terhadap Google untuk dilanjutkan.

Alasan gugatan ini dilanjutkan dikarenakan Google gagal memberitahu pengguna tentang pengumpulan data yang telah terjadi. 

“Google melacak dan mengumpulkan riwayat penjelajahan konsumen dan data aktivitas web lainnya, apapun perlindungan yang dilakukan konsumen untuk melindungi privasi data mereka,” kata Hakim dari San Jose, California, Lucy Koh seperti dikutip dari laman Wccftech (16/3).

Menurut gugatan yang diajukan, situs web menggunakan alat Google untuk melacak dan mengumpulkan data penjelajahan bahkan ketika pengguna menolak browser Chrome melakukannya. 

Selain itu, aplikasi yang ditautkan ke layanan seperti Google Analytics juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang sama, bahkan saat penjelajahan terjadi di smartphone Android

“Google gagal memberi tahu pengguna bahwa mereka terlibat dalam dugaan pengumpulan data saat pengguna dalam mode penjelajahan pribadi," kata Lucy.

Pihak Google diminta untuk membayar USD5 miliar dan setiap orang yang berpotensi telah mengalami kejadian ini akan diberikan USD5000 sebagai kompensasi atas apa yang terjadi saat menggunakan peramban tersebut.

Sementara itu, Google masih menahan posisinya dan berbicara tentang bagaimana Google memberi tahu mereka yang menggunakan mode Incognito masih dapat dilacak penjelajahnya oleh situs web.

Rupanya, langkah tersebut masih belum cukup bagi raksasa mesin pencari itu untuk keluar dari situasi perusahaan saat ini dan proses hukum akan terus berlanjut.