sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id acer
Senin, 11 Nov 2024 14:19 WIB

Lukisan robot humanoid ini laku miliaran rupiah

Lukisan dari robot humanoid pertama ini berhasil dilelang dengan harga fantastis, berhasil terjual miliaran rupiah.

Lukisan robot humanoid ini laku miliaran rupiah

Siapa sangka saat ini karya seni yang dihasilkan oleh robot humanoid mendapatkan perhatian dari banyak orang. Soalnya, baru-baru ini, sebuah seni yang dibuat oleh robot yang bernama Ai-Da berhasil dijual dengan harga miliaran rupiah.

Dilansir dari laman Gizmodo (11/11), adalah "AI God", sebuah lukisan karya Ai-Da dilaporkan telah terjual lebih dari satu juta dolar Amerika (sekitar lebih dari Rp1,56 miliar) di rumah pelelangan Sotheby's. Meski telah memercik cukup banyak kontroversi, namun cukup banyak yang tertarik dengan seni yang satu ini.

 

 

Hasil karya ini memang menyentuh banyak titik sensitif dan menggiring pertanyaan besar tentang seni, kreativitas, dan hubungan manusia dengan teknologi. Di satu sisi, fenomena ini bisa dirayakan sebagai tonggak penting dalam sejarah seni modern, mencerminkan betapa eratnya teknologi dan kreativitas manusia, bahkan ketika batas-batas tersebut menjadi semakin kabur. 

Namun, di sisi lain, ada rasa skeptis dan kekhawatiran, termasuk apakah ini adalah validasi baru untuk seni atau sekadar alat PR untuk industri AI.

Mengapa seseorang mau mengeluarkan begitu banyak uang untuk lukisan yang dibuat oleh robot? Beberapa mungkin tertarik pada narasi yang ditawarkan, seperti contohnya penggabungan teknologi dan seni, atau keinginan untuk menjadi bagian dari sejarah. 

Tapi kemungkinan, mereka yang menyukai hal ini memandang lukisan ini sebagai investasi dalam sesuatu yang akan dikenang sebagai langkah pertama dalam kolaborasi antara manusia dan mesin di dunia seni. 

Bagaimanapun, hal ini juga mencerminkan status sosial dan eksklusivitas, faktor yang selalu mempengaruhi pasar seni. Karya "AI God" ini sendiri memiliki daya tarik simbolik yang lebih besar: potret Alan Turing, seorang tokoh penting dalam sejarah komputasi modern, yang dihidupkan oleh ciptaan AI itu sendiri. 

Tema ini hampir seperti lingkaran penuh, di mana Turing, yang kontribusinya terhadap pengembangan teknologi modern tidak terbantahkan, diabadikan oleh mesin yang menggambarkan evolusi dari ide-ide yang dia mulai. Dalam konteks ini, mungkin ada dimensi reflektif dan historis yang menarik kolektor seni dan intelektual.

Namun, ada juga ketidaknyamanan besar terkait dengan seni yang dihasilkan AI. Bagi banyak orang, seni adalah ekspresi manusia yang dalam, sarat emosi, subjektivitas, dan perjuangan pribadi. Keberadaan seniman seperti Ai-Da dapat dianggap sebagai bentuk baru dari ekspresi teknologi, tetapi pada saat yang sama, juga menghadirkan pertanyaan tentang kreativitas otentik.

Ketika robot dapat "melihat" melalui kamera, memproses data melalui algoritma, dan menghasilkan gambar dengan lengan robotiknya, masihkah kita bisa mengatakan bahwa ia benar-benar menciptakan sesuatu?

Pertanyaan itu membahas inti dari apa yang kita anggap sebagai "seni." Apakah hanya hasil karya itu sendiri, atau apakah nilai seni terkait erat dengan niat, pengalaman, dan perjuangan si pencipta? Ai-Da mungkin menjadi penggerak dialog yang mendorong kita untuk melihat ke dalam hubungan kita dengan mesin yang terus berkembang, tetapi ada pula kekhawatiran bahwa hype seputar seni yang dihasilkan AI bisa menjadi alat pemasaran yang cerdas bagi industri AI. 

Terlepas dari itu, pembelian ini, dan popularitas Ai-Da, menunjukkan bahwa banyak orang benar-benar penasaran, bahkan tertarik, untuk mengeksplorasi batas antara teknologi dan kreativitas manusia.

Penjualan ini tidak semata-mata tentang lukisan, tetapi tentang apa yang diwakilinya, seperi perwujudan kekhawatiran dan rasa ingin tahu akan teknologi yang terus berkembang. Bagi sebagian orang, ini hanyalah langkah lain menuju otomatisasi dan dehumanisasi, sementara bagi yang lain, ini adalah peluang untuk refleksi mendalam tentang perubahan dunia kita. 

Apakah ini hanya sebuah PR stunt atau momen penting? Mungkin saja jawabannya terletak di antara keduanya.

Share
×
tekid
back to top