Matahari buatan Korea catat rekor dengan suhu 100 juta derajat celcius dalam waktu 48 detik
Hal ini dianggap sebagai sumber energi potensial yang tak terbatas dan ramah lingkungan, tanpa meninggalkan polusi karbon yang berkontribusi pada pemanasan global.
Sebuah terobosan besar telah dicapai oleh ilmuwan Korea Selatan dalam bidang fusi nuklir, yang kini menjadi sorotan utama dalam perkembangan teknologi energi terbarukan. Dalam sebuah eksperimen yang mengejutkan, ilmuwan berhasil mempertahankan suhu mencapai 100 juta derajat Celsius selama periode waktu yang signifikan. Prestasi ini, yang tercatat tujuh kali lebih panas dari inti Matahari, menandai langkah penting dalam mengembangkan teknologi fusi nuklir.
Mengutip dari livescience.com (13/4), fusi nuklir bertujuan untuk meniru reaksi yang terjadi di inti Matahari dan bintang-bintang lainnya, dengan menggabungkan dua atom untuk melepaskan energi dalam jumlah besar. Hal ini dianggap sebagai sumber energi potensial yang tak terbatas dan ramah lingkungan, tanpa meninggalkan polusi karbon yang berkontribusi pada pemanasan global.
Salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan energi fusi nuklir adalah mempertahankan plasma dengan suhu yang sangat tinggi dan berkepadatan tinggi. Dalam eksperimen yang dilakukan oleh KSTAR, Matahari buatan Korea Selatan, ilmuwan berhasil mempertahankan suhu plasma mencapai 100 juta derajat Celcius selama 48 detik. Prestasi ini melampaui rekor sebelumnya yang hanya mencapai 30 detik pada tahun 2021.
Direktur KSTAR Research Center di Korean Institute of Fusion Energy (KFE), Si Woo Yoon, menjelaskan bahwa mempertahankan suhu plasma dengan tinggi dan berkepadatan tinggi merupakan tantangan yang sangat besar, mengingat sifat plasma yang tidak stabil. Namun, perubahan dalam proses, termasuk penggunaan tungsten sebagai pengganti karbon dalam 'pengalih', telah membantu memperpanjang waktu yang diperlukan untuk mempertahankan suhu tinggi plasma.
Para ilmuwan di KFE berharap bahwa pencapaian ini akan memberikan kontribusi penting bagi pengembangan International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) di Prancis selatan, yang merupakan proyek tokamak terbesar di dunia. ITER bertujuan untuk membuktikan kelayakan teknologi fusi nuklir untuk aplikasi energi.
Meskipun terobosan dalam fusi nuklir telah dicapai oleh berbagai tim peneliti di seluruh dunia, komersialisasi teknologi ini masih menjadi tantangan yang besar. Para ilmuwan terus bekerja keras untuk mengatasi berbagai hambatan ilmiah dan teknis, dengan harapan bahwa fusi nuklir akan menjadi bagian integral dari bauran energi ramah lingkungan di masa depan.