Mencoba berbelanja di toko tanpa kasir JD.ID
JD.ID punya toko offline tanpa kasir yang terletak di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Bagaimana rasanya berbelanja di sana?
JD.ID resmi membuka toko offline pertamanya yang disebut JD.ID X di Indonesia pada 2 Agustus lalu. Berlokasi di PIK Avenue, toko e-commerce asal China itu tampak seperti toko lainnya dimana produk fesyen ditampilkan di etalase utama. Toko offline JD.ID ini mengusung konsep cash-less sehingga pengguna tak memerlukan uang tunai untuk melakukan transaksi. Toko ini juga tak menyediakan kasir. Lantas bagaimana transaksinya dilakukan dan bagaimana cara belanja di toko offline JD.ID?
Tim Tek.id mencoba berkunjung ke toko offline JD.ID tersebut. Sampai di lokasi kami disambut staf toko yang sigap dan ramah, lengkap dengan seragam berwarna merah yang merupakan warna khas JD.ID. Petugas tersebut juga membantu proses registrasi aplikasi serta memberikan informasi lainnya terkait JD.ID X.
Anda harus memiliki akun JD.ID untuk bisa masuk ke toko JD.ID X. Jika belum memiliki akun, Anda bisa mengunduh aplikasi terlebih dahulu kemudian melakukan registrasi. Hal ini juga kami alami ketika berkunjung ke toko tanpa kasir tersebut. Tak perlu khawatir ketika kebingungan melakukan registrasi karena staf toko siap membantu.
Selain itu, pelanggan juga diharuskan memiliki kartu kredit yang terintegrasi dengan akun JD.ID guna mengakomodir transaksi. Tim Tek.id sendiri pada saat itu tak memiliki kartu kredit. Beruntung kartu debit Jenius (BTPN) juga bisa difungsikan sebagai alat pembayaran, sehingga kami bisa melakukan registrasi. Satu hal lain yang tak kalah penting, pelanggan diharuskan memindai wajahnya di aplikasi JD.ID yang nantinya berfungsi untuk verifikasi transaksi.
Usai registrasi aplikasi, kami pelanggan bisa mendapatkan kode QR yang digunakan sebagai akses masuk ke toko. Tak hanya itu, gerbang masuk JD.ID X juga disertai layar dan pemindai wajah guna mengenali konsumen. Tak seperti yang kami bayangkan, toko bernuansa merah putih ini memiliki ukuran cukup kecil. Luasnya bahkan tak lebih luas dibanding minimarket.
Semua hal yang kami temukan di JD.ID X
Proses masuk ke toko offline JD.ID ini memang belum pernah kami rasakan di toko lain sebelumnya. Kendati begitu isi dari toko tersebut tak ubahnya seperti mayoritas toko lain. Rak pertama didekat gerbang ditempati produk fesyen berupa kaos kerah polo serta pouch dengan motif yang unik. Di rak selanjutnya, tersaji beragam produk kosmetik baik lokal maupun impor. Beberapa merek yang kami lihat diantaranya Lakme, SK II dan Klara.
Produk fashion lainnya yang tersedia di JD.ID X meliputi pakaian baik untuk perempuan maupun laki-laki, shawl dan ransel berbagai merek. Pantauan kami, harga yang ditawarkan JD.ID memang terbilang cukup murah dibanding toko fesyen offline lainnya yang beroperasi di sebuah mall. Kaus pendek saja dibanderol mulai dari Rp24.000. Ada juga produk rumah tangga seperti popok, minuman hingga makanan ringan. Produk lainnya yang tersedia di JD.ID X yaitu bantal dengan maskot JD.ID, bantal leher serta handuk.
Pengalaman kami belanja di JD.ID X
Kami mencoba berbelanja salah satu produk di toko tanpa kasir JD.ID. Produk yang kami pilih yaitu jaket seharga Rp154.000. Mulanya produk yang terpasang pada hanger itu dibanderol dengan harga Rp299.000. Namun dalam keterangan harga yang terpasang diatas rak dimana jaket itu ditempatkan, tercantum harga Rp154.000. Ketika kami menanyakan kepastian harga produk tersebut, staf dalam toko tampak agak kebingungan kemudian melakukan pemeriksaan ulang.
Sayangnya kami merasakan pelayanan yang kurang ramah ketika dia menjawab kepastian harga. “Pokoknya sama kaya yang disitu kok (harga di rak),” katanya. Pun begitu dengan staf lain yang kami mintai penjelasan terkait ukuran serta informasi ketentuan pembelian. Kami lantas mencoba produk itu sebelum akhirnya membuat keputusan pembelian. Sayangnya kamar pas yang disediakan hanya satu bilik, sehingga mengharuskan kami untuk antre lebih lama.
Setelah memastikan produk yang kami pilih cocok, kami beranjak ke pintu keluar. Sebagaimana pintu gerbang, di area ini pelanggan harus melalui sensor pemindai wajah dan sensor pendeteksi jumlah produk belanjaan. Tanpa menunggu lama, layar yang tersedia di pintu keluar menampilkan detil dan jumlah produk belanjaan yang telah dipilih beserta total biaya yang harus dibayar. Mengingat akun JD.ID telah memindai wajah kami, ketika kami melalui pintu keluar notifikasi dari transaksi pun lekas muncul. “Anda telah melakukan pembayaran sebesar Rp308.000,” demikian informasi pemberitahuan dari aplikasi Jenius. Selanjutnya, barang belanjaan kami dilipat oleh staf toko bagian depan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik berlogo JD.ID.
JD.ID X juga menyediakan ruang tunggu disertai tablet yang menampilkan aplikasi JD.ID, tepat disamping pintu keluar toko. Ada juga mesin penjual kopi Jump Start yang bisa dibayar menggunakan Go-Pay.
Fakta JD.ID X
Meski baru diresmikan pada awal bulan lalu, toko offline JD.ID ini cukup diminati dan membuat pelanggan penasaran untuk mejajalnya. Staf toko yang menjaga menyebutkan ada 250 – 300 pengunjung yang datang setiap harinya (weekday). Sementara pada akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 400 – 600 orang.
Berbeda dengan JD.ID online, produk di toko JD.ID X ini tidak begitu lengkap lantaran hanya menjual produk fesyen, produk rumah tangga, hingga kosmetik. Tidak ada produk elektronik yang dijual toko tanpa kasir tersebut. Satu-satunya produk yang berhubungan dengan alat elektronik adalah power bank bermerek Anker. Namun staf toko memastikan ada penambahan produk lainnya walau dia tidak menyebut rincian pruduk tersebut serta tanggal ketersediaan. Staf tersebut juga menuturkan jika produk yang dijual berasal dari China. Kendati begitu, toko ini juga menyediakan produk lokal buatan Indonesia.