Platform training karyawan pakai cloud, amankah?
Menilik keamanan Codemi Learning yang semula tidak dipercaya perusahaan
Codemi Learning, solusi training bagi perusahaan yang disediakan oleh Codemi kini telah meraup lebih dari satu juta pengguna. Pencapaian tersebut terbilang singkat mengingat platform Codemi Learning untuk karyawan perusahaan baru dirilis pada 2015.
Meski begitu, pencapaian yang terbilang sukses ini tak serta merta luput dari kendala. Diakui Founder dan CEO Codemi, Zaki Falimbany, Codemi Learning sempat tak dipercaya oleh perusahaan. Pasalnya data yang tersimpan ditempatkan di cloud.
"Di Indonesia itu enggak percayaan. Jadi pada waktu mereka bertanya ini data disimpan dimana? Ketika disimpan di cloud, mereka itu enggak percaya data karyawannya disimpan di cloud. Itu tahun 2016," kata Zaki.
Meski begitu seiring waktu berbagai perusahaan mulai mempercayai layanan cloud. Bahkan kini setiap perusahaan meminta datanya disimpan di cloud, bukan pada server perusahaan sendiri.
"2017 kemarin mereka sudah mulai membuka diri. 2018 ini, setiap calon client yang kita temui semuanya minta cloud, nggak mau lagi datanya disimpan di server perusahaan karena mereka paham bandwidth-nya gede kalau training online video dan macem-macem," papar Zaki.
Demi menjaga keamanan client sendiri, Codemi menggunakan metode single sign on untuk perusahaan berskala besar. Artinya login yang dilakukan pengguna memakai sistem perusahaan.
Berkat metode tersebut, data karyawan tetap dimiliki oleh perusahaan terkait sehingga keamanan data lebih terjaga. Ketika program training selesai misalnya, data yang dimiliki perusahaan dan berada di Codemi Learning pun dikembalikan ke perusahaan.
"Setelah selesai training, reportnya kita kembalikan ke perusahaan. Jadi sebenarnya data yang ada di kita tidak terlalu krusial," ujarnya.
Diakui Zaki, Codemi juga memasang banyak lapisan keamanan demi menjaga keamanan platform Codemi Learning.