Meta angkat tangan lawan Apple Vision Pro
Meta, perusahaan induk dari Facebook, dilaporkan telah menghentikan pengembangan headset realitas campuran (mixed reality) yang dirancang untuk bersaing dengan Apple Vision Pro.
Meta, perusahaan induk dari Facebook, dilaporkan telah menghentikan pengembangan headset realitas campuran (mixed reality) yang dirancang untuk bersaing dengan Apple Vision Pro. Keputusan ini diambil setelah evaluasi internal yang mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk biaya produksi dan prospek pasar.
Dilansir dari Engadget (26/8), headset yang diberi nama kode “La Jolla” ini awalnya dijadwalkan untuk dirilis pada tahun 2027. Perangkat ini dirancang untuk menjadi produk premium dengan menggunakan teknologi layar micro OLED yang sangat canggih, sama seperti yang digunakan oleh Apple Vision Pro. Teknologi ini menawarkan resolusi yang sangat tinggi dan kualitas gambar yang luar biasa, namun juga datang dengan biaya produksi yang sangat tinggi.
Salah satu alasan utama di balik penghentian proyek ini adalah biaya produksi yang tinggi. Meta berusaha untuk menjaga harga perangkat di bawah $1.000 (Rp15 juta) agar dapat bersaing di pasar, namun biaya komponen, terutama layar micro OLED, membuat target ini sulit dicapai.
Selain itu, penjualan Apple Vision Pro yang tidak sesuai harapan juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan ini. Meskipun Apple memiliki kekuatan pemasaran yang besar, perangkat dengan harga $3.499 (Rp55 juta) tersebut tidak berhasil menarik minat pasar yang luas.
Penghentian proyek ini menunjukkan perubahan strategi Meta dalam menghadapi pasar mixed reality. Alih-alih fokus pada perangkat premium, Meta kini tampaknya akan lebih fokus pada pengembangan headset yang lebih terjangkau, seperti seri Quest. Quest 3, yang dijadwalkan rilis pada tahun 2026, diharapkan tetap berada di kisaran harga $500 (Rp7,7 juta), yang lebih sesuai dengan daya beli konsumen umum.
Keputusan ini mendapat berbagai reaksi dari para pengamat industri. Beberapa melihatnya sebagai langkah realistis mengingat tantangan yang dihadapi dalam memproduksi perangkat premium dengan harga yang kompetitif. Namun, ada juga yang khawatir bahwa Meta mungkin kehilangan peluang untuk bersaing di segmen pasar yang lebih tinggi.
Meskipun demikian, Meta tetap berkomitmen untuk mengembangkan teknologi mixed reality dan virtual reality (VR). Dengan fokus pada perangkat yang lebih terjangkau, Meta berharap dapat menjangkau lebih banyak pengguna dan memperluas ekosistem VR mereka.
Penghentian pengembangan pesaing Apple Vision Pro oleh Meta mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam industri teknologi tinggi. Biaya produksi yang tinggi dan prospek pasar yang tidak pasti menjadi faktor utama di balik keputusan ini. Namun, dengan fokus baru pada perangkat yang lebih terjangkau, Meta berharap dapat terus memimpin dalam inovasi teknologi mixed reality dan VR.