Meta pamerkan prototipe untuk kontrol AI dengan otak
Meta memamerkan prototipe perangkat wearable baru yang dapat mengontrol augmented reality (AR) dengan sinyal otak dan neuron motorik penggunanya.
Meta mengumumkan beberapa hal besar selama presentasi Meta Connect, termasuk pengumuman Quest Pro dan teknologi lain seputar metaverse. Jelang akhir presentasi, Meta memamerkan purwarupa perangkat wearable baru yang dapat mengontrol augmented reality (AR) dengan sinyal otak dan neuron motorik penggunanya.
Dalam presentasi tersebut, purwarupa ini dijelaskan masih dalam tahapan pengembangan yang sangat awal. Teknolgi ini berupa perangkat dengan layar yang dikenakan di pergelangan tangan, mirip seperti smartwatch.
Dilansir dari Digital Trends (12/10), saat perangakat digunakan, pengguna dapat mengkases pesan di kacamata AR dengan "jentikan ibu jari" dan "gerakan cepat".
Gerakan lain menampilkan kontrol kamera penggeser zoom, memungkinkan mengambil foto dari apa yang dilihat melalui kacamata, lalu membagikannya dengan cepat.
“Tujuannya di sini adalah membuat antarmuka ini lebih cepat, bandwidth lebih tinggi, dan jauh lebih alami,” kata Mark Zuckerberg saat memamerkan prototipe ini.
Dia juga menjelaskan bahwa ini masih dalam tahap penelitian, karena perusahaan telah melakukan beberapa penelitian sebelumnya tentang elektromiografi (EMG) sebelumnya.
Sayang, demo dilakukan sangat cepat sehingga tidak banyak yang diketahui dari teknologi yang akan ditawarkan prototipe tersebut lebih lanjut. Kacamata AR-nya pun tidak ditampilkan sama sekali.
Di samping itu, Meta juga meluncurkan Meta Quest Pro sebagai entri pertama dalam jajaran perangkat high-end. Quest Pro dilengkapi fitur sensor resolusi tinggi untuk pengalaman realitas campuran yang kuat, layar LCD yang tajam untuk visual yang tajam, desain baru dan lebih ramping, ditambah mata pelacakan dan Natural Facial Expressions untuk membantu avatar Anda mencerminkan pengguna secara lebih alami di VR.