Apakah teknologi dan alam bisa bersatu?
Microsoft jajal bikin pusat data berdinding kayu demi mengurangi emisi karbon hingga 35 persen, dimana cukup mengesankan.
Teknologi dan alam dari dahulu kala memang tidak pernah bisa bersahabat. Soalnya, keduanya memiliki karakteristik tersendiri, dimana sangat sulit untuk menyatukan keduanya, membuat teknologi seakan tidak ramah lingkungan.
Namun, Microsoft sedang mencoba untuk menyatukan kedua hal tersebut. Dalam sebuah laporan terbaru, mereka dikabarkan sedang mencoba mengurangi emisi karbon dengan menggantikan baja dan beton menjadi kayu untuk pusat data terbaru mereka.
Untuk membuat kayu tersebut bisa kuat dihantam panas yang dihasilkan oleh pusat data tersebut, mereka menggunakan teknologi kayu laminasi silang (cross-laminated timber atau CLT) sebagai material utama.
Pembangunan pusat data ini dilakukan di Virginia Utara. Langkah berani ini sejalan dengan ambisi iklim Microsoft untuk menjadi perusahaan karbon negatif pada tahun 2030, serta menyeimbangkan semua emisi sejak berdirinya pada 2050.
Meskipun Microsoft telah berupaya mencapai target ini, emisi tak langsung dari ekstraksi material, manufaktur, hingga transportasi pusat data justru meningkat 30,9% dalam tiga tahun terakhir.
Dengan hadirnya desain hibrida yang menggabungkan CLT dengan baja dan beton, emisi karbon terkandung diperkirakan dapat berkurang hingga 35% dibandingkan konstruksi baja tradisional, dan mencapai 65% bila dibandingkan dengan beton konvensional.
Seperti dilansir dari laman Techradar (4/11), proyek ini merupakan salah satu inisiatif dekarbonisasi yang didukung Dana Inovasi Iklim Microsoft senilai USD1 miliar, dimana sudah terpakai sebesar USD761 juta dalam proyek-proyek berkelanjutan.
Tak ketinggalan, Microsoft juga bermitra dengan beberapa perusahaan bahan bangunan berkelanjutan, seperti Stegra dari Swedia, yang sedang mengembangkan baja berbasis hidrogen dengan emisi hingga 95% lebih rendah.
Di bidang beton, Microsoft bekerja sama dengan CarbonCure dan Prometheus Materials. CarbonCure menanamkan CO2 ke dalam beton untuk mengurangi jejak karbonnya, sementara Prometheus Materials menciptakan semen rendah karbon dengan mikroalga.
Microsoft berencana menguji semen Prometheus di pusat data Virginia sebagai bentuk inovasi keberlanjutan.
Thomas Hooker dari Thornton Tomasetti, perusahaan rekayasa struktur yang mendukung proyek ini, mengatakan bahwa skala besar Microsoft memberinya kekuatan untuk menggerakkan pasar, mempopulerkan teknologi hijau, dan mendorong penggunaan luas material ramah lingkungan. Inovasi ini, menurutnya, dapat membuka jalan bagi perusahaan lain yang ingin mengurangi emisi karbon secara signifikan.