Perangi pelecehan seksual anak, Microsoft luncurkan Project Artemis
Dengan menggunakan teknologi Project Artemis, Microsoft dapat memberikan alat filter kepada pemilik platform daring yang memiliki fitur chat secara gratis.
Tingkat kejahatan berupa pelecehan anak-anak secara daring saat ini semakin mengkhawatirkan. Berbagai pihak pun sedang mencari cara untuk menekan angka kejahatan tersebut. Salah satunya adalah Microsoft. Mereka menyebut telah mengembangkan sebuah teknik baru untuk mendeteksi dan melaporkan pemangsa yang berusaha memikat anak-anak secara daring.
Mereka menjuluki teknik ini sebagai "Project Artemis". Mereka akan meninjau percakapan berbasis teks dan mengevaluasi apakah percakapan itu dapat dianggap sebagai ancaman atau tidak.
Microsoft menggunakan AI untuk mencari kata yang ditandai. Kemudian, mereka akan melihat tanda tersebut dan diserahkan untuk ditinjau oleh moderator manusia, seperti lapor Engadget (10/1/2020).
Proyek ini dimulai pada November 2018 di Microsoft "360 Cross-Industry Hackathon". Sejak itu, Microsoft, The Meet Group, Roblox, Kik, Thor,n dan lainnya telah membantu membangun alat ini.
Mulai 10 Januari, perizinan akan ditangani oleh Thorn, sebuah organisasi nirlaba yang membangun teknologi untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual. Project Artemis akan dapat digunakan secara gratis oleh perusahaan layanan online yang memenuhi syarat yang menawarkan fungsi obrolan.
"Project Artemis adalah langkah maju yang signifikan, tetapi itu sama sekali bukan obat mujarab. Eksploitasi dan pelecehan seksual anak secara online merupakan masalah besar. Tetapi kita tidak terhalang oleh kompleksitas dan kerumitan masalah-masalah seperti itu. Sebaliknya, kami menyediakan alat ini pada saat ini untuk mengundang kontribusi dan keterlibatan lebih lanjut dari perusahaan dan organisasi teknologi lainnya dengan tujuan perbaikan dan penyempurnaan terus menerus,” kata Microsoft dalam sebuah posting-an blog.
Microsoft bukan satu-satunya perusahaan Big Tech yang memerangi eksploitasi dan pelecehan anak. Tahun lalu, YouTube menarik ratusan channel dan menonaktifkan komentar pada puluhan juta video setelah laporan menyatakan ada cincin porno anak-anak di platform tersebut.
Facebook mengatakan perusahannya menggunakan machine learning untuk melawan eksploitasi anak. Aplikasi Tumblr juga pernah dihapus dari App Store ketika gambar yang menggambarkan pelecehan seksual anak melewati filternya.