Uji coba headset Mixed Reality Microsoft untuk latihan tentara AS tidak berjalan baik
Selama pengujian lebih dari 80% tentara mengalami "kelemahan fisik yang mempengaruhi misi" seperti sakit kepala, mual, dan mata yang tegang dalam waktu tiga jam penggunaan.
2021 lalu, Microsoft menandatangani kontrak bernilai USD22 miliar dengan Angkatan Darat AS. Perusahaan dikontrak untuk mengembangkan dan memasok versi khusus dari headset Mixed Reality HoloLens untuk tujuan pelatihan dan persiapan pertempuran bagi tentara AS.
Menurut dokumen evaluasi internal yang dilaporkan oleh Bloomberg (14/10) baru-baru ini, pasukan telah mengusi headset yang disesuaikan. Namun, selama pengujian lebih dari 80% tentara yang mencoba mengalami "kelemahan fisik yang mempengaruhi misi" seperti sakit kepala, mual, dan mata yang tegang dalam waktu tiga jam penggunaan.
Laporan lebih lanjut mengatakan personel masih sulit menyesuaikan diri dalam pengujian, meski sudah memasuki putaran pengujian kelima. Menurut dokumen yang dikutip dari Insider, salah satu tentara diduga mengatakan bahwa "perangkat itu akan membuat kita terbunuh."
Cahaya yang dihasilkan oleh headset dapat membantu musuh melihat tentara dari jarak ratusan kaki, mengungkapkan lokasi mereka. Selain itu, selama fase uji yang diklasifikasikan sebagai "demo operasional", perangkat HoloLens yang disesuaikan dilaporkan gagal dalam empat dari enam skenario evaluasi.
Keterbatasan lainnya yang mungkin terbukti mengancam jiwa adalah kenyataan bahwa memakai headset membatasi penglihatan pada bagian sisi. Ditambah lagi, unit yang dipasang di kepala juga dikatakan membatasi kebebasan bergerak.
Terlepas dari kekurangannya, tes tersebut diberi label sukses oleh petinggi. Brigadir Jenderal Christopher D. Schneider mengatakan, “Hasil yang muncul menunjukkan bahwa program tersebut mencapai keberhasilan di sebagian besar kriteria evaluasi Angkatan Darat."
Untuk diketahui, headset tempur berbasis platform HoloLens ini baru memasuki produksi tahun lalu.