sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id wd
Senin, 09 Apr 2018 16:26 WIB

Mindvoke dan ambisi Shinta VR di gim virtual reality

Berbeda dengan developer gim lokal lainnya, Shinta VR justru ngotot mengembangkan gim VR yang pasarnya sangat spesifik

Mindvoke dan ambisi Shinta VR di gim virtual reality

Shinta VR baru saja memperkenalkan gim virtual reality (VR) barunya. Gim VR buatan developer lokal tersebut merupakan sebuah gim multiplayer. Tidak tanggung-tanggung, Shinta VR berambisi gimnya menjadi salah satu gim esport ke depannya dengan target pemain dari seluruh penjuru dunia.

Gim bernama Codename: Mindvoke ini hadir di PC dan dibangun menggunakan Unity Engine. Secara kasar, gim ini mempertemukan dua pemain dalam satu arena untuk saling bertempur. Setiap pemain akan diminta untuk memilih karakter yang memiliki kemampuan khusus. Lebih khususnya lagi, gim ini mirip dan memang terinspirasi oleh Overwatch.

"Kami memang terinspirasi dari Overwatch. Pemain gim ini nantinya akan bertarung satu sama lain di sebuah arena dengan kemampuan khusus di masing-masing karakter," kata CEO Shinta VR, Akira Sou kepada Tek.id. 

Meski demikian, Codename: Mindvoke masih dalam tahap pengembangan. Mode pertarungannya masih sebatas 2 vs 2, avatar di dalam gim juga masih bleum diimplementasi, dan ia masih belum dipasarkan ke publik. Akira mengatakan pihaknya bakal mendistribusikan gim ini melalui Steam.

Ngotot di VR

Setelah melihat dan menjajal Codename: Mindvoke, saya memang melihat gim ini memang cukup menarik dan memiliki mekanisme yang apik meski belum sangat sempurna. Meski demikian, Shinta VR perlu mempertimbangkan hal lain dalam memasarkan gimnya. Salah satu masalah yang akan mereka hadapi adalah platform yang diusung.

Codename: Mindvoke adalah gim VR untuk PC. ARtinya gim tersebut membutuhkan perangkat VR seperti Oculus Rift atau HTC Vive yang harganya sangat mahal dan memang masih belum tersedia secara resmi di Indonesia. Meski spesifikasi yang dibutuhkan untuk memainkan gim ini diklaim sangat ringan, namun harga headset VR yang sangat mahal tentu masih menjadi penghalang.

"Kami sadar dengan hambatan tersebut. Untuk itu kami memang menargetkan gim ini untuk pasar di luar Indonesia sejak awal," kata Akira. "Kami yakin VR akan terus berkembang karena data juga menunjukkan penjualan headset VR semakin bertambah dan perangkat VR bakal lebih terjangkau."

Selain itu, Akira juga sudah memikirkan jauh-jauh masa depan gim besutannya kali ini. Ia sudah memikirkan kalau gim ini nantinya bakal hadir dengan mode pertempuran masif, bahkan hingga ke sistem microtransaction. Namun ia dan timnya memerlukan waktu untuk mencapai hal tersebut.

Tentu saja akan sangat membanggakan jika gim buatan dalam negeri bisa menjadi sangat terkenal hingga ke mancanegara.

Share
×
tekid
back to top