MWC 2020 batal karena virus Corona

Pameran tahunan industri ponsel terbesar di dunia, Mobile World Congress (MWC), tidak akan diadakan tahun ini. Setelah beberapa perusahaan menarik diri dari ajang tersebut karena kekhawatiran akan virus Corona, organinasi yang bertanggung jawab atas pameran MWC, GSMA, telah memutuskan untuk membatalkannya.

“Dengan memperhatikan lingkungan yang aman serta sehat di Barcelona dan negara tuan rumah saat ini, GSMA telah membatalkan MWC Barcelona 2020 karena kekhawatiran global terkait wabah virus Corona, masalah perjalanan, dan keadaan lain membuat GSMA tidak mungkin meneruskan acara tersebut,” kata CEO GSMA, John Hoffman.

Bisa dibilang, MWC sebagai pameran dagang industri ponsel paling berpengaruh, dengan 2.800 bisnis yang pada awalnya dijadwalkan untuk menghadiri acara tahun ini. Sebelumnya, perusahaan seperti LG, Huawei, Samsung, Nvidia, Sony, Amazon, dan lainnya menarik diri untuk memamerkan perangkat terbaru. Sejak 2006, acara tersebut telah diadakan di Barcelona. Ketika spekulasi berkembang seputar kemungkinan pembatalan, GSMA dan kota Barcelona secara terbuka berusaha meredakan kekhawatiran.

Namun pada Rabu (12/2) lalu, Wired melaporkan bahwa GSMA menyarankan kota Barcelona untuk menyatakan darurat kesehatan, sehingga mereka dapat membatalkan acara tanpa dikenakan biaya yang signifikan. Tergantung pada kebijakan asuransi apa yang dimiliki acara, darurat kesehatan masyarakat memungkinkan mereka untuk mengganti kerugian.

Saat ini, ada lebih dari 43.000 kasus virus Corona, sebagian besar di Tiongkok. Mengingat banyaknya peserta dari negara tersebut (5.000 hingga 6.000 orang), dan kebingunan seputar betapa mudahnya penyakit ini menyebar, perusahaan besar seperti Samsung dan Sony telah mengurangi skala pertunjukan MWC atau menarik diri sepenuhnya.

Organisasi kesehatan masih berlomba untuk mengembangkan vaksin dan perawatan untuk virus Corona, serta berusaha mencari tahu dari mana asalnya. Laporan situasi terbaru WHO menjelaskan bahwa kelelawar seringkali merupakan pembawa penyakit tersebut, namun rute penularan ke manusia masih belum jelas. Demikian dilansir dari Digital Trends (13/2).