Nexus 6P bermasalah, Google dan Huawei janjikan kompensasi
Jumlah kompensasi yang akan diberikan Google dan Huawei akan bergantung pada seberapa banyak bukti yang diberikan pelanggan.
Google dan Huawei sepakat membayar pemilik Nexus 6P yang mengalami masalah pada perangkat mereka. Mereka yang mendapati perangkat mereka mati mendadak atau terjebak dalam kondisi bootloop berhak mendapatkan bayaran hingga USD400 (Rp5,7 juta) dari dua perusahaan teknologi tersebut.
Pengguna yang bisa mengikuti program tersebut adalah pelanggan di Amerika Serikat (AS) yang membeli Nexus 6P pada 25 September 2015 atau yang lebih baru. Pelanggan harus menyerahkan dokumen yang legal. Selanjutnya, jumlah kompensasi yang akan diberikan Google dan Huawei akan bergantung pada seberapa banyak bukti yang diberikan pelanggan.
Mereka bisa mendapatkan uang USD400, jika mereka bisa membuktikan perangkat mereka mengalami shutdown atau bootloop secara acak. Jika mereka hanya mengalami bootloop secara acak, maka mereka hanya akan menerima USD325 dan USD150 untuk masalah shutdown saja.
Sementara itu bagi mereka yang tidak bisa mendokumentasikan masalah ini namun mengalami masalah tersebut sebelumnya, maka mereka hanya bisa mendapatkan USD75 saja. Sementara itu pemilik Nexus 6P yang telah menukarkan smartphone mereka dengan Pixel XL, mereka bisa mendapatkan USD10.
Dilansir The Verge (12/4), Google dan Huawei tengah digugat oleh pengguna Nexus 6P. Pasalnya mereka mendapati perangkat mereka macet saat bootloop dan mati mendadak, meskipun kondisi baterai pada ponsel memiliki daya. Kini kedua perusahaan sepakat memberikan kompensasi kepada mereka yang terdampak masalah itu.
Berdasarkan gugatan yang dilayangkan kepada kedua perusahaan itu, Google dan Huawei melanggar garansi perangkat karena tak memperbaiki masalah-masalah yang muncul meskipun perusahaan menyadarinya. Gugatan itu juga menyatakan perusahaan terus menjual smartphone Nexus.
Untuk diketahui, Huawei merupakan salah satu pihak ketiga yang memproduksi perangkat Nexus. Gugatan ini sendiri diajukan pada April 2017. Setelah pengadilan menyetujui gugatan itu, perusahaan diharuskan membayar program penyelesaian senilai USD9,75 juta.