Niantic dan Qualcomm berkolaborasi membuat kacamata AR

Sudah lama pengembang game Pokémon Go, Niantic, merasa memiliki keterbatasan dalam mengoptialkan teknologi augmented reality) hari ini. Kendalanya ada pada keterbatasan latensi jaringan seluler 4G dan pemain harus leluasa menggerakkan smartphone untuk mengeksplorasi AR. Niantic telah memfokuskan banyak upaya untuk membuat kacamata AR berkonektivitas 5G menjadi lebih mudah tersedia. CEO Niantic, John Hanke, bertaruh bahwa kacamata AR adalah gadget yang bakal menyamai popularitas smartphone.

Niantic pun bekerja dengan Qualcomm untuk membuat kacamata AR 5G. Setelah Qualcomm mengumumkan XR2, platform chipset baru yang dibangun khusus untuk memperkuat augmented reality dan perangkat realitas virtual. Tak lama kemudian, CTO Niantic, Phil Keslin mengumumkan bahwa mereka telah bergabung dengan Qualcomm dalam kolaborasi jangka panjang pada proyek ini.

Itu berarti Niantic akan bekerja dengan Qualcomm untuk menyempurnakan perangkat keras kacamata augmented reality. Qualcomm akan membantu Niantic apa-apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan hardware kacamata pintar ini. Sementara itu, Niantic akan membangun Real World Platform-nya. Sebuah arsitektur yang mendukung dunia Augmented Reality rekaan Niantic, dan yang nantinya akan mereka buka perlahan-lahan untuk pihak ketiga. Niantic akan berusaha agar platformnya berjalan selaras dengan XR2. 

Niantic diam-diam telah merancang arsitektur game mereka ataupun segala hal yang telah mereka bangun selama beberapa tahun terakhir, untuk akhirnya selaras dengan perangkat kacamata AR. Sekarang mereka berkomitmen untuk menyelaraskan dengan chip tertentu. Setelah teknologi ini siap, kata Keslin, itu semua akan dimasukkan ke dalam Platform Real World dan akan tersedia bagi siapa saja di Program Kreator Niantic. Mereka menetapkan deadline peluncuran platform Real World ini pada 2020 mendatang.

Qualcomm sendiri tidak asing dengan dunia AR. Mereka telah bekerja pada chip yang dibuat khusus untuk AR VR selama lebih dari satu tahun. Mereka mulai dengan pengenalan platform XR1 pada Mei tahun lalu. Qualcomm adalah yang pertama kali mengembangkan platform pengembangan untuk augmented reality dengan peluncuran SDK Vuforia, namun akhirnya mereka menjual proyek itu pada tahun 2015 untuk fokus pada chipset AR.