OpenAI sanksi pengembang ChatGPT yang gunakan chatbot untuk kampanye politik

OpenAI secara resmi telah memberikan sanksi kepada pengembang model ChatGPT yakni Dean.Bot, sebab chatbot tersebut ternyata digunakan untuk kampanye politik. Tokoh politik yang ditiru sebagai bahan desain pembuatan chatbot yakni Dean Philips.

Dilansir dari Engadget (22/1), pengembang teknologi Artificial Intelligence (A) yang dimaksud yaitu perusahaan startup bernama Delphi. Perusahaan ini memiliki keinginan untuk terus berinovasi dalam mengembangkan platform chatbot AI yang bisa diandalkan sehingga para penggunanya bisa merasakan pengalaman terbaik.

Chatbot Dean.Bot sejatinya tidak meniru sepenuhnya kandidat politik tersebut, artinya hanya sekadar memperagakan sang tokoh tanpa mengetahui isi pikirannya. Sehingga pada halaman awal aplikasi ada keterangan bahwa pengunjung telah diperingati bahwa layanan chatbot ini merupakan sekadar simulasi bukan kenyataannya.

Walau begitu, OpenAI tetap akan menindak tegas pengembang chatbot tersebut lantaran telah melanggar ketentuan yang dibuat sejak awal. Adalah aturan mengenai platfrom tersebut tidak dapat digunakan untuk kepentingan kampanye politik.

"Semua orang akan memakai aplikasi untuk berkampanye dan berlobi. Namun chatbot dilarang untuk meniru salah satu kandidat yang mana hal ini sangat diperhatikan." bunyi pernyataan OpenAI.

Pengembang Delphi belum lama ini juga dikabarkan telah membuang ChatGPT dari chatbot buatannya. Kendati demikian platform tersebut ternyata masih tetap berjalan sebagaimana semesti.

Terlepas dari kasus ini, Delphi juga sekaligus mengucapkan permintaan maaf kepada para penggunanya lantaran akhir-akhir ini laman resminya sempat mengalami gangguan. Sayangnya, kini keberadaan Dean.Bot sudah dibatasi oleh pihak OpenAI sendiri sehingga tentunya ini bukanlah situasi yang mudah bagi pengembang chatbot tersebut.