Oracle dituduh jual data pengguna untuk profit perusahaan
Gugatan mengatakan, Oracle menciptakan jaringan yang berisi informasi pribadi jutaan orang dan menggunakannya untuk menghasilkan lebih dari USD40 miliar pendapatan setiap tahun.
Oracle, perusahaan penyedia teknologi komputer yang dikenal dengan sistem manajemen basis datanya sendiri, dituntut atas tuduhan menyalahgunakan data pribadi, yang kemudian dijual ke pihak ketiga untuk profit perusahaan. Sesuai gugatan, Oracle menciptakan jaringan yang berisi informasi pribadi jutaan orang dan menggunakannya untuk menghasilkan lebih dari USD40 miliar pendapatan setiap tahun.
Menurut laporan yang dikutip dari TechRadar (25/8), informasi pribadi diduga mencakup nama, alamat pos, email, riwayat pembelian, data lokasi, pandangan politik, dan aktivitas online.
Gugatan mengklaim, Oracle melanggar Undang-Undang Privasi Komunikasi Elektronik Federal, Konstitusi Negara Bagian California, Undang-Undang Privasi Invasi California, hukum persaingan, dan hukum umum.
Sebuah video berusia delapan tahun yang berisi CTO dan pendiri perusahaan, Larry Ellison, menjadi dasar gugatan. Ellison dalam video tersebut merinci pengumpulan data Oracle dan bagaimana data digunakan untuk memprediksi pola pembelian.
"Saat kami mengumpulkan informasi tentang konsumen dan Anda menggabungkannya dengan profil demografis mereka, dan perilaku pembelian mereka di masa lalu, kami dapat melakukan pekerjaan yang cukup baik untuk memprediksi apa yang akan mereka beli selanjutnya," kata Larrison dalam video.
Gugatan class action ini diajukan oleh mantan petugas kebijakan browser Brave Johnnny Ryan, yang sekarang bekerja untuk Dewan Irlandia untuk Kebebasan Sipil (ICCL) - sebuah lembaga yang memaksa raksasa teknologi seperti Google, Amazon, dan Microsoft untuk mengubah bisnis periklanan mereka.