Pakar biologi peringatkan risiko mutasi drastis bagi manusia yang tinggal di Mars
Mars memiliki gravitasi yang hanya 30 persen dari Bumi, serta kurangnya lapisan ozon dan medan magnet yang melindungi planet dari radiasi ruang angkasa, sinar UV.

Hidup di Mars mungkin tampak seperti impian yang jauh dari kenyataan bagi manusia, tetapi sejumlah ilmuwan memperingatkan bahwa kondisi brutal di planet merah tersebut dapat menyebabkan perubahan drastis pada tubuh manusia.
Dilansir dari Wion News (29/9), Dr. Scott Solomon, seorang ahli biologi dari Rice University, Texas, mengungkapkan bahwa manusia yang tinggal di Mars berpotensi mengalami mutasi besar akibat kondisi lingkungan yang keras, seperti gravitasi rendah dan radiasi tinggi. Menurutnya, kulit manusia dapat berubah warna menjadi hijau, otot melemah, penglihatan memburuk, dan tulang menjadi rapuh.
Mars memiliki gravitasi yang hanya 30 persen dari Bumi, serta kurangnya lapisan ozon dan medan magnet yang melindungi planet dari radiasi ruang angkasa, sinar UV, serta partikel-partikel berbahaya yang dipancarkan oleh matahari. Kondisi ini bisa memicu mutasi genetik pada manusia dalam upaya untuk beradaptasi.
Dr. Solomon menjelaskan dalam bukunya Future Humans bahwa paparan radiasi yang tinggi di Mars dapat menyebabkan manusia mengembangkan pigmen kulit baru untuk membantu melawan efek berbahaya radiasi tersebut. "Mungkin, kita akan berevolusi menjadi manusia dengan kulit hijau," ujarnya.
- Apakah golongan darah kamu berisiko tinggi memicu stroke? Ini kata penelitian
- Ledakan di Siberia akibat perubahan iklim, munculkan kawah raksasa
- Penelitian: Gempa bumi dapat pengaruhi kesehatan hormonal dan siklus menstruasi wanita
- Sabtu - Astronom temukan planet di orbit bintang mati, apa nasib bumi di masa depan?
Selain itu, gravitasi rendah di Mars diperkirakan dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh, yang meningkatkan risiko cedera pada wanita saat melahirkan. Penglihatan manusia juga diprediksi akan memburuk akibat hidup di lingkungan tertutup dengan ruang yang terbatas, di mana jarak pandang jauh tidak lagi dibutuhkan.
Meskipun demikian, impian untuk menjadikan Mars sebagai tempat tinggal manusia tetap menarik perhatian ilmuwan, meskipun risiko-risiko mutasi dan perubahan tubuh akibat lingkungan yang keras perlu diperhitungkan.