Panasonic kerjasama dengan GS-Solar untuk produksi fotovoltaik
Usaha penelitian dan pengembangan ini akan dimiliki 90 persen oleh GS-Solar dan 10 persen oleh Panasonic.
Panasonic dikabarkan akan bekerja sama dengan produsen modul fotovoltaik asal China GS-Solar demi meningkatkan bisnis panel surya. Salah satu raksasa elektronik asal Jepang tersebut akan mentransfer anak perusahaan manufaktur panel surya mereka, Panasonic Energy Malaysia Sdn. Bhd. ke GS-Solar, yang berbasis di Quanzhou di Provinsi Fujian.
Dilansir dari Mainichi (13/5), Panasonic juga akan mendirikan perusahaan patungan dengan GS-Solar di Jepang dengan memutar unit penelitian dan pengembangan fotovoltaik. “GS-Solar telah mencapai hasil teknologi tingkat tinggi dan sinergi yang diharapkan,” kata juru bicara Panasonic, Joe Flynn.
Kemitraan ini akan memungkinkan Panasonic untuk “mengoptimalkan pengembangan dan kemampuan produksi bisnis fotovoltaik sambil terus membeli dan menjual modul fotovoltaik yang diproduksi di pabrik Malaysia.”
Panasonic mengoperasikan fasilitas tenaga surya di Jepang dan Amerika Serikat, yang diinformasikan tidak akan terpengaruh oleh transfer unit Malaysia, di mana akan selesai pada bulan November. “Panasonic dan perusahaan baru itu akan memberikan dukungan teknis untuk pabriknya di Jepang dan AS,” kata Flynn.
Menurut, pernyataan tersebut, usaha penelitian dan pengembangan ini akan dimiliki 90 persen oleh GS-Solar dan 10 persen oleh Panasonic. Ini dijadwalkan berlokasi di Osaka Prefecture, tetapi detil seputar nama, tanggal pendirian dan jumlah investasi belum diputuskan.
Panasonic melihat laba operasi kelompoknya naik sebesar 8,1 persen tahun ke tahun menjadi 411,5 miliar yen pada tahun ini hingga Maret, dengan penjualan 8 triliun yen. Divisi solusi ramah lingkungannya membukukan laba operasi sebanyak 64,6 miliar yen.
Fotovoltaik sendiri merupakan sektor teknologi dan penelitian yang berhubungan dengan aplikasi panel surya dengan mengubah sinar matahari menjadi listrik. Produksi fotovoltaik telah berlipat setiap dua tahun, meningkat rata-rata 48 persen tiap tahun sejak 2002, menjadikannya teknologi energi dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
