Pandemi buat perusahaan percepat transformasi digital
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dell dan Digital Transformation Index (DT Index) 2020 mengatakan perusahaan melakukan percepatan transformasi digital selama pandemi.
Transformasi digital menjadi hal yang harus diupayakan berbagai perusahaan demi mempertahankan eksistensinya di tengah pandemi. Hal ini sesuai dengan riset terbaru yang dilakukan oleh Dell. Riset itu menyebutkan selama 2020, semakin banyak perusahaan yang mendorong diri mereka mempercepat transformasi digital. Hal ini dikarenakan pandemi yang memaksa para pekerja untuk bekerja dari rumah.
Data dari riset Digital Transformation Index (DT Index) 2020 mendapati 8 dari 10 organisasi telah mempercepat beberapa program transformasi digital mereka tahun ini dan 79% perusahaan merancang ulang model bisnis mereka.
Survei ini melibatkan 4.300 pemimpin bisnis (direktur hingga C-Level) dari perusahaan-perusahaan skala menengah hingga besar (enterprise) di 18 negara. Hasil survei tahun ini untuk pertama kalinya memperlihatkan peningkatan di kategori Pemimpin Digital (Digital Leaders), yaitu organisasi dengan tingkat kematangan digital tertinggi, sebesar 6%.
“Kita telah melihat masa depan secara sekilas, dan organisasi-organisasi yang sedang mempercepat transformasi digital mereka akan meraih kesuksesan di Era Data yang ada di depan mata kita," kata Michael Dell, Chairman dan CEO, Dell Technologies.
Dell mengatakan, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. 94% organisasi mengalami sejumlah tantangan transformasi yang mengakar. Namun, menurut DT Index 2020, ada tiga tantangan utama terhadap kesuksesan transformasi digital.
Yang pertama adalah privasi data dan keamanan siber. Kemudian, ada juga keterbatasan dana dan sumber daya. Yang terakhir dan cukup penting adalah kurang mampunya mereka mengolah informasi dari data dan/atau kelebihan informasi.
Selain tantangan tersebut, ada beberapa halangan lain yang membuat transformasi digital ini stagnan. 89% organisasi menyadari bahwa mereka membutuhkan infrastruktur TI yang lebih lincah/terukur untuk bisa menghadapi berbagai kemungkinan.
DT Index mengatakan bahwa ada lima hal yang harus diinvestasikan oleh perusahaan, yakni keamanan siber, perangkat pengelolaan data, infrastruktur 5G, software privasi, dan juga ekosistem Multi-Cloud.
Kemudian, memahami pentingnya teknologi-teknologi yang sedang berkembang, 82% responden akan meningkatkan penggunaan Augmented Reality di masa depan untuk mempelajari bagaimana melakukan atau memperbaiki sesuatu dengan cepat.
85% responden memprediksi berbagai organisasi akan menggunakan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dan model data untuk memprediksi potensi disrupsi. Sedangkan 78% memprediksi berbagai sistem teknologi digital terdistribusi – seperti Blockchain – akan menciptakan lingkungan perekonomian yang lebih adil (dengan meniadakan keterlibatan perantara).
Sayangnya, hanya 16% dari organisasi-organisasi tersebut yang akan berinvestasi ke Virtual/Augmented Reality, 32% ingin berinvestasi ke Kecerdasan Buatan, dan hanya 15% yang memiliki rencana untuk berinvestasi ke sistem teknologi digital terdistribusi dalam satu sampai tiga tahun ke depan.