Pasar smartphone Asia Tenggara lesu, turun hingga 7 persen
Pengiriman smartphone di kawasan Asia Tenggara pada kuartal kedua 2022 masih cenderung menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Lembaga riset pasar Canalys telah merilis laporan mengenai pengiriman ponsel pintar di wilayah Asia Tenggara selama periode April hingga Juni 2022. Melalui laporan tersebut, pasar ponsel di kawasan ini mengalami penurunan hingga tujuh persen dibandingkan dengan jumlah pengiriman pada kuartal sebelumnya.
Melemahnya penjualan smartphone ini dipicu adanya tingkat kenaikan inflasi ekonomi yang semakin meninggi. Sehingga tingkat permintaan daya beli smartphone konsumen di seluruh wilayah juga ikut menurun.
Dilansir dari GSMArena (16/8), total pengiriman smartphone di Asia Tenggara hanya mencapai 24,5 juta unit selama kuartal kedua 2022. Ini turun sebanyak 11 persen dari pengiriman ponsel pintar di kawasan tersebut pada periode yang sama tahun lalu.
Dari total pengiriman smartphone tersebut, Indonesia masih menjadi penyumbang pengiriman ponsel terbanyak dengan angka pengiriman sekitar 9,1 juta unit perangkat. Canalys menyebut, Indonesia menyumbang 37 persen penjualan dari pasar ponsel Asia Tenggara.
Sementara itu, posisi lima teratas ditempati oleh Filipina dengan total pengiriman 4,4 juta unit smartphone, Thailand dengan total pengiriman 4 juta unit, Vietnam dengan total pengiriman 3,1 unit, dan Malaysia dengan total 2,4 unit.
Canalys mengungkap, Samsung masih menjadi vendor teratas di kawasan Asia Tenggara dengan total pengiriman sebanyak 5,7 juta unit dan mencapai pangsa pasar 23 persen. Sementara posisi kedua ditempati oleh OPPO dengan total pengiriman 4,4 juta dan mencapai pangsa pasar sebanyak 18 persen di kawasan Asia Tenggara.
Di Indonesia sendiri, vendor asal Korea Selatan tersebut masih menempati posisi tertinggi dan memiliki pangsa pasar terbesar di kuartal kedua 2022. Samsung tercatat telah mengirimkan smartphone ke pasar Indonesia sebanyak 1,8 juta unit atau berkisar 20 persen dari total pengiriman 9,1 juta unit.
Di sisi lain, laporan Canalys ini memperlihatkan, permintaan perangkat 5G di kawasan Asia Tenggara telah menurun drastis dan hanya mencapai 18 persen dari total pengiriman yang ada. Tampaknya, penurunan ini terjadi karena konsumen tidak melihat kegunaan praktis layanan jaringan 5G untuk saat ini.