Peneliti ciptakan baterai lithium yang tak akan meledak
Salah satu masalah baterai lithium adalah panas yang dapat mengurangi kapasitas dan usia pakai, bahkan bisa berujung pada ledakan.
Universitas Deakin di Australia pekan ini mengumumkan sebuah purwarupa baterai lithium metal. Ini bukanlah baterai biasa. Pasalnya baterai jenis baru ini diklaim memiliki daya tahan yang lebih baik ketimbang baterai lithium yang ada saat ini dan mampu menyimpan lebih banyak energi di dalamnya.
Baterai ini menggunakan anode berbahan lithium metal. Material ini dikenal dengan kemampuannya untuk menyimpan energi 50% lebih banyak dari baterai yang ada saat ini. Tidak hanya itu, para peneliti juga menggunakan elektrolit ionik cair. Ini merupakan jenis garam yang akan mencair dalam suhu ruangan.
“Cairan Ionik tidak mudah menguap dan tahan terhadap api. Hal ini berarti bahwa tidak seperti elektrolit yang ada saat ini, jenis ini tidak akan meledak. Tidak hanya itu, mereka justru akan berkinerja lebih baik ketika memanas. Jadi tidak perlu sistem pendingin yang mahal dan rumit untuk menghentikan baterai dari kenaikan temperaturnya,” ujar Profesor Patrick Howlett, direktur dari pusat penelitian tersebut.
Dilansir dari Gizchina (7/3), hal ini kemungkinan akan menjadi acuan bagi baterai yang selalu diisi daya dengan kecepatan penuh. Sebagaimana diketahui, panas pada sebuah baterai lithium dapat mengurangi kapasitas dan usia pakai baterai tersebut. Dalam beberapa kasus, karena tingginya suhu baterai, jenis lithium dapat saja meledak.
“Setelah bertahun-tahun memusatkan perhatian pada proses dan detail pembuatannya, tim telah mencapai tingkat tolak ukur yang pasti akan membuat semua orang di industri ini untuk memperhatikannya. Meskipun ini hanyalah sebuah batu loncatan menuju sel 1,7Ah, yang akan segera diproduksi, ini merupakan tonggak penting dalam dunia baterai untuk menunjukkan teknologi baru.” kata Dr. Robert Kerr, pemimpin proyek penelitian ini.