Peneliti pecahkan rekor kecepatan internet hingga 44,2 Tbps
Para peneliti berhasil menemukan cara untuk mendapatkan kecepatan internet di 44,2 Tbps, dimana pengguna dapat mengunduh film UHD Bluray dengan ukuran 100G sebanyak 50 buah per detiknya.
Internet menjadi salah satu kebutuhan pokok di zaman yang serba digital ini. Para peneliti pun selalu mencari cara untuk menciptakan kecepatan internet tertinggi, untuk dapat memindahkan data secara instan dari satu titik ke titik lain.
Salah satunya adalah para peneliti yang berbasis di universitas Monash, Swinburne, dan RMIT Australia. Mereka baru saja mengklaim dapat menciptakan kecepatan internet yang tinggi, bahkan sampai memecahkan rekor baru.
Mereka menyebut telah dapat mencapai kecepatan 44,2 Tbps. Mereka menerbitkan penelitian mereka dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka Nature Communications . Secara teori, kecepatan ini cukup untuk mengunduh 50 konten berformat Ultra HD Blu-ray disc sebesar 100GB dalam satu detik.
Yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa serat optik standar yang dicapai mencapai lebih dari 75 km dengan menggunakan satu sumber chip terintegrasi. Ini berarti, hasil penelitian mereka berhasil memaksimalkan jaringan, yang kedepannya bisa memaksimalkan infrastruktur fiber optic yang sudah ada saat ini, seperti dilaporkan The Verge (24/5/2020).
“Apa yang ditunjukkan oleh penelitian kami adalah kemampuan serat yang sudah kami miliki di tanah, berkat proyek NBN, untuk menjadi tulang punggung jaringan komunikasi sekarang dan di masa depan. Kami telah mengembangkan sesuatu yang scalable untuk memenuhi kebutuhan masa depan, ”kata co-lead penulis penelitian dan dosen Universitas Monash, Bill Corcoran.
Kecepatan itu tercapai berkat teknologi yang disebut sisir mikro, yang menawarkan cara yang lebih efisien dan ringkas untuk mengirimkan data. Sisir mikro ini ditempatkan di dalam serat kabel dalam apa yang para peneliti katakan adalah teknologi pertama kali digunakan dalam uji coba lapangan.
Sekarang, para peneliti mengatakan tantangannya adalah mengubah teknologi ini menjadi sebuah teknik yang dapat digunakan dengan infrastruktur yang ada. “Untuk jangka panjang, kami berharap dapat membuat chip fotonik terintegrasi yang dapat memungkinkan kecepatan data semacam ini dicapai di seluruh tautan serat optik yang ada dengan biaya minimal,” kata Profesor RMIT, Arnan Mitchell.
Sayang, untuk saat ini mereka mengatakan masih cukup dini untuk dapat mengimplementasikan apa yang telah mereka temukan. Bukan hanya teknik penerapan, mereka juga harus memikirkan ongkos dari sistem tersebut.